PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID- Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) nomor urut 4 H Abdul Razak-H Sri Suwanto, dalam program pada visi-misi, konsisten memperhatikan pembangunan ekonomi masyarakat di Bumi Tambun Bungai. Salah satunya, usaha dari sumber daya alam (SDA) berupa rotan asli Kalteng.
Menurut Razak, Rotan Kalteng mempunyai nilai ekonomi yang besar dan dapat menjadi primadona usaha masyarakat. Namun kini rotan Kalteng terkendala dengan lesunya permintaan dan penurunan harga jualnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan, pembangunan perekonomian akan difokuskan pada membangkitkan kembali gairah usaha masyarakat, termasuk industri rotan Kalteng.
“SDA Kalteng berpotensi besar untuk kegiatan usaha ekonomi, harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga masyarakat menggali semua sektor yang ada tanpa harus tergantung pada satu sektor saja,” kata Razak, beberapa waktu lalu, saat bertemu Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR).
Razak-Sri berkomitmen hadir di tengah-tengah petani dan pelaku usaha rotan Kalteng untuk mendorong kejayaan hasil SDA tersebut.
“Yang kaitannya langsung dengan usaha masyarakat untuk menggerakan roda perekonomian akan diprioritaskan, selain kita menggerakkan pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan,” ucapnya.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur H Sri Suwanto menambahkan, untuk mengembalikan kejayaan rotan Kalteng maka terlebih dahulu harus melihat akar masalah yang menyebabkan lesunya sektor usaha ini.
Sri mengungkapkan salah satu penyebab harga jual rotan Kalteng rendah, dikarenakan selama ini para petani melakukan jual beli dengan tengkulak. Ini dikarenakan pemerintah mengkoordinir para petani menjual rotan ke pasarnya langsung.
“Kesulitan-kesulitan seperti ini yang akan kami selesaikan. Jika nanti terpilih, kami akan melakukan intervensi supaya harga bisa lebih maju dan harganya membaik,” ucapnya.
Untuk memperbaiki harga rotan, Razak- Sri berencana membuka resi gudang. Fasilitas ini memungkinkan rotan disimpan terlebih dahulu saat harga rendah, kemudian menjualnya ketika harga tinggi dan mendapatkan kepastian.
“Masalah selama ini hasil pertanian cenderung rugi terus disaat produksinya tinggi. Jadi kalau ada resi gudang, saat panen banyak, ya masukan saja ke gudang. Disaat harga naik baru kita keluarkan,” ucapnya.
Terkait kebijakan itu harus dianggarkan, sehingga para petani dan pelaku usaha rotan Kalteng untuk mendorong kejayaan hasil sumber daya alam tersebut.
“Inilah peran pemerintah untuk melayani masyarakat semuanya, sehingga kesejahteraan bisa meningkat melalui kegiatan usaha ekonomi yang lancar,” pungkasnya. jef