Hukrim  

Stres dan Pekerjaan, Pemicu Utama Narkoba

Firdaus Yamani, Psikiater Sub Spesialis Adiksi RSJ Kalawa Atei

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID Maraknya penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Tengah (Kalteng) disebutkan disebabkan beberapa faktor pendukung. Stres dan tuntutan pekerjaan dituding menjadi faktor utama banyaknya penyalahgunaan narkoba.

Psikiater Sub Spesialis Adiksi RSJ Kalawa Atei Firdaus Yamani mengatakan, berkaca dari pasien yang kini menjalani rehabilitasi, faktor stres menjadi pemicu utama penggunaan narkoba. Masalah di kehidupan sehari-hari membuat korban menyalahgunakan narkoba untuk menghindari rasa cemas dan depresi dan membuat diri lebih senang.

Penyalahgunaan narkoba juga disebabkan faktor pekerjaan yang menuntut kondisi fit dan semangat. Terakhir adalah faktor pergaulan, khususnya bagi remaja yang mudah terpengaruh teman sebaya. Kondisi pikiran remaja yang belum matang mudah membuat tergoda untuk mengonsumsi narkoba.

“Tiga faktor utama ini yang menyebabkan maraknya penggunaan narkoba. Lebih kepada faktor psikologis seperti stres, pekerjaan dan pergaulan,” katanya, Rabu (16/10).

Ia menerangkan, penyalahgunaan narkoba dibagi menjadi empat tahapan. Yakni coba-coba, rekreasional, situasional dan ketergantungan.

Pengguna pada tahap rekreasional lebih kepada ketika ada suatu acara baru menggunakan narkoba. Sedangkan situasional mengarah pada terganggunya psikologis ketika sedang stres atau tuntutan pekerjaan.

Paling parah adalah tahap ketergantungan, yang lambat lain dosis pemakaian akan terus meningkat.

“Dari sisi pemulihan, untuk tahap coba-coba dan rekreasional lebih besar. Namun jika sudah masuk tahap situasional dan ketergantungan, maka peluang pulih lebih kecil,” terangnya.

Firdaus menjelaskan, dampak penggunaan narkoba secara terus menerus dapat berdampak pada fisik dan psikis korban. Pada sisi psikis, penggunaan narkoba jenis sabu akan mengakibatkan mudah paranoid dan berujung gangguan jiwa.

“Dampak ke kematian lebih kepada jika korban memiliki riwayat penyakit penyerta. Seperti jantung, dimana mengkonsumsi narkoba jenis sabu meningkatkan denyut jantung,” jelasnya.

Ia menambahkan, sosialisasi terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba harus terus digencarkan, terlebih lewat media sosial.

Kemudian agar lebih tepat sasaran, sosialisasi bisa dilakukan kepada kelompok rentan seperti remaja dan para pekerja.

“Saat ini kelompok rentan penyalahgunaan narkoba ada di kelompok remaja dan pekerja. Terutama pekerja sawit dan tambang,” pungkasnya. fwa