Hukrim  

Rumah Pensiunan Polri Diduga Dibakar, Teror Berlanjut, Ada Aktor Intelektual?

PUING- Rumah milik pensiunan Polri di Jalan Basir Jahan, Sebelum dan sesudah dilahap api, Minggu (27/10) malam. Tampak sisa puing kebakaran rumah milik pensiunan Polri, di Jalan Basir Jahan, Palangka Raya, Senin (28/10). TABENGAN/FERRY/ADE

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Teror pembakaran rumah kosong kembali terjadi di Kota Palangka Raya. Kali ini si jago merah melahap rumah milik pensiunan Anggota Kepolisian Runding Angin di Jalan Basir Jahan V, Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau, Minggu (27/10), sekitar pukul 23.30 WIB.

Rumah yang terbakar tersebut sudah sekitar dua bulan lebih ditinggal pemiliknya. Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, api begitu cepat melahap bangunan, karena bangunan terbuat dari bahan kayu dan sudah lama tidak ada penghuninya.

“Api itu awalnya dari bawah, kalau korsleting listrik pasti dari atas, sepertinya itu dibakar,” ungkapnya, kepada Tabengan, Senin (28/10).

Petugas pemadam kebakaran merespons cepat dengan tiba tidak lama setelah mendapat laporan dari masyarakat.

Kapolsek Sabangau Iptu  Ahmad Taufik saat ditemui di tempat kejadian mengatakan, pihaknya belum mau berkomentar banyak terkait kejadian itu.

“Kita tunggu hasil olah TKP dulu ya, saya belum berani memberikan keterangan terkait, biarkan teman-teman bekerja dulu,” ujar Taufik.

Sementara itu, kerugian atas kejadian tersebut ditaksir sekitar puluhan juta rupiah. Penyidik olah TKP juga membawa sampel puing-puing bekas pasca kebakaran untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Aprilius, warga setempat mengatakan, sekitar pukul 00.30 WIB, api telah membara dan membakar rumah seluas 18 meter persegi tersebut. Ia baru saja pulang ke rumah dan makan di dapur. Ketika itu keponakannya keluar dan melihat rumah kayu di depan telah terbakar.

“Saya berusaha memadamkan bersama warga namun api sangat besar. Hingga akhirnya menunggu pemadam kebakaran,” katanya.

Ia menerangkan, rumah tersebut sudah kosong sejak 2 bulan terakhir karena pemilik rumah Runding Angin sedang di kampung halaman.

Kondisi rumah gelap gulita karena tidak ada aliran listrik selama ditinggal oleh pemilik rumah.

“Kalau Bue Runding biasanya tinggal di sini, karena barang Bue banyak di sini, dan juga Bue di sini juga banyak bercocok tanam seperti buah, sayur dan singkong. Cuma karena Bue berangkat ke kampung, kadang ada anaknya aja yang tinggal tidak jauh dari sini beserta istri Bue Runding melihat kondisi rumah,” tuturnya.

Rumah Diduga Dibakar Jalan Simpei Karuhei II

Sebelumnya Teror pembakaran rumah kosong terjadi di Jalan Tingang, tepatnya di Jalan Simpei Karuhei II, Sabtu (26/10) dinihari.

Api sempat menghanguskan bagian dinding rumah yang dulu sempat dijadikan warung dan kini dalam keadaan kosong dua tahun terakhir. Adrianso, warga setempat mengatakan jika ia sempat terbangun ketika mendengar suara pecahan botol dari depan rumahnya. Ketika membuka pintu samping, ia melihat api sudah membakar bagian dinding rumah kayu yang sudah tidak dihuni.

“Rumah kayu itu dulu dipakai buat warung. Namun sudah 2 tahun tidak ditempati,” katanya.

Ia pun menyebutkan sempat melihat orang menghidupkan sepeda motor dan melaju kencang ke arah Jalan Mahir Mahar saat keluar dari rumah.

“Saya tidak sempat mengejar karena harus memadamkan api bersama warga lain. Adrianson mengungkapkan saat pemadaman berlangsung ia melihat ada bekas pecahan botol minuman dan ban sepeda motor yang terbakar habis.

Ada Aktor Intelektual? 

Maraknya aksi percobaan dan pembakaran terhadap rumah kosong di Palangka Raya menyita perhatian Pengamat Hukum Kalteng Guruh Eka Saputra.

Ia mengatakan, aksi percobaan pembakaran rumah kosong di Palangka Raya memang harus diselidiki, apakah memang dilakukan secara terencana, ada pemberi perintah dan lain sebagainya.

“Karena aksi pembakaran ini marak terjadi justru berdekatan dengan masa-masa penyelenggaraan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng),” katanya, Senin (28/10).

Guruh menyebutkan, aksi pembakaran rumah kosong sudah menjadi teror di masyarakat. Sehingga harus dikuak lebih dan apakah aksi tersebut terencana dan ada aktor intelektualnya.

“Bisa jadi pembakaran rumah kosong ini hanya sebagai pengalihan isu atau mengalihkan perhatian dan fokus aparat penegak hukum dan pengawas Pemilu dalam Pilkada serentak 2024 ini,” sebutnya.

Guruh menerangkan, melihat rententan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, sementara memang objek yang ditargetkan itu hanya rumah kosong, rumah yang tidak ada penghuninya, dan terbuat dari kayu (mudah terbakar).

Mengingat eskalasinya cukup tinggi, berarti sebelum menentukan target objeknya, pelaku sudah ada melakukan survei setidaknya untuk mengetahui dan menentukan target objek.

“Yang ditakutkan itu bisa saja aksi teror yang terjadi tidak hanya pada objek rumah kosong, tapi bisa juga pada rumah-rumah berpenghuni ataupun objek-objek vital publik lainnya,” terangnya.

Ia menambahkan, seluruh pihak dan masyarakat harus mendukung upaya kepolisian untuk presisi dan profesional dalam mengungkap modus, motif dan mengembangkan serta mengungkap kasus dan aktor intelektualnya. “Semoga pelaku pembakaran ini bisa cepat terungkap,” imbuhnya.

Sementara, pejabat Damang Jekan Raya Rudy Irawan mengimbau kepada ketua RT dan Ketua RW untuk bisa lebih mengaktifkan kembali siskamling di lingkungan, khususnya di Kecamatan Jekan Raya.

“Mengingat kasus percobaan pembakaran ini paling banyak di Jekan Raya, kami mengimbau agar poskamling kembali dihidupkan,” imbaunya. ade/fwa