Balada SPBU Tertua di Kota Palangka Raya

SPBU TERTUA– Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 61.731.01 di kawasan Jalan Ahmad Yani, komplek Pasar Besar, merupakan SPBU tertua di Kota Palangka Raya, Senin (28/10). FOTO TABENGAN/RISAE

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Perkenalkan, aku adalah unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 61.731.01 yang berada di ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya.

Dibangun pada tahun 1978 dan mulai beroperasional pada 1979, konon aku adalah SPBU pertama yang dibangun PT Pertamina bekerjasama dengan swasta.

Statusku adalah SPBU Corporate Owner Dealer Operate (CODO), yakni pom bensin yang dimiliki oleh Pertamina tetapi dikelola pihak swasta.

Hingga akhir Oktober 2024 ini, artinya 45 tahun lamanya aku eksis melayani kebutuhan BBM masyarakat di Kota yang berjuluk Kota Cantik ini.

Posisiku yang sangat strategis, di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di jalur depan pasar utama Palangka Raya, Pasar Besar, tentu saja menjadi kunci kenapa aku masih bertahan di tengah marak bermunculan SPBU modern dan megah.

Kini aku hanya melayani pembelian BBM jenis Pertamax. Kendati demikian, konsumenku lumayan banyak. Mereka tetap berdatangan bahkan pada saat terik matahari jam 1 siang di Hari Minggu sekalipun.

Pada masa jayaku beroperasi sekitar tahun 2000an, dalam sehari aku mampu menyalurkan 10-15 kiloliter bensin dan 5-10 kiloliter solar melalui 4 unit mesin pompa (dispenser). Terdapat 10-16 truk per hari siap mendistribusikan BBM.

Mesin Pompa pertamaku merek Gillbarco buatan China. Pada masa itu, mesin pompa ini belum tersentuh teknologi digital sehingga untuk menentukan besaran liter yang dikeluarkan masih secara manual, digeser gunakan tangan.

Namun untuk menunjang efektivitas pelayanan, mesin pompaku sudah 2 kali berganti dengan sistem digital, menyesuaikan perkembangan jaman.

Uket B Sarang, salah satu pegawai yang mengabdikan lebih dari separuh hidupnya bekerja bersamaku. Ia menjadi salah satu saksi hidup daur operasionalku, mulai masa merintis, masa jaya, dan kini memasuki masa bertahanku.

Pria ramah dan bersahaja ini bekerja sejak berstatus bujang, usia 25 tahun. Meski sudah berkeluarga dan memiliki 4 putera yang berhasil dihantarnya sukses menjadi dosen dan dokter, ternyata tak merubah etos kerjanya.

Dalam 7 hari seminggu, Uket yang menduduki posisi manager, selalu berada di meja sederhana di sudut ruangan kantor yang mungil. Dengan telaten dan sabar ia mengelola berbagai berkas, kwitansi atau urusan administrasi lainnya.

Uket kerap mengenang pengalamannya selama bekerja dan jalinan rasa kekeluargaan yang terus terjalin erat selama ini.

Tidak ada yang bombastis, semua biasa saja. Bersama 11 karyawan lainnya, mereka bekerja dengan tulus dan sepenuh hati.

Terkadang para karyawan harus bekerja lebih keras, terutama saat Pemerintah Pusat merencanakan menaikan harga BBM bersubsidi.

Karena biasanya, , antrean ratusan kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 sudah pasti mengular hingga beberapa kilometer. Dimulai sebelum SPBU buka pukul 07.00 WIB dan terus berdatangan hingga SPBU tutup pada malam hari.

“Biasanya, kalau ada info akan kenaikan harga BBM, itu pasti terjadi lonjakan permintaan BBM. Kadang antre panjang hingga capai 2 kilometer, tapi kami sudah biasa,” ucapnya kepada wartawan yang sengaja berkunjung ke kantor, Minggu (27/10).

“Dalam kondisi apapun, kami tidak pernah tutup. Kami selalu buka sesuai jam yang ditentukan, mulai jam 07.00 WIB sampai jam 18.00 WIB, dibagi dalam 2 shift kerja. Kami khawatir kalau kami sering tutup, akan memunculkan dugaan negatif dari masyarakat. Sampai saat ini kami selalu jaga kepercayaan masyarakat itu,” lanjut Uket.

Tidak hanya Uket, karyawan lainnya pun turut menggantungkan hidup dari keberadaanku. Adapula karyawan yang sudah bekerja hingga generasi ketiga. Dimulai dari kakeknya bekerja sebagai karyawan pada awal SPBU buka, dilanjutkan ke anak hingga kini cucunya.

Bagi masyarakat di sekitar tempatku operasional, pemilik usaha beserta para karyawannya rutin menyelenggarakan kegiatan sosial seperti membagikan makanan berbuka puasa saat Ramadan, ataupun pada momen lainnya.

Dalam waktu dekat ini, ada rencana untuk melakukan renovasi total terhadapku. Mulai dari posisi mesin pompa, bangunan kantor dan bangunan pendukung lainnya. Estimasi waktu sekitar 8-10 bulan untuk semua prosesnya.

Selanjutnya, aku akan tampil dengan wajah dan penampilan terbaru yang lebih modern dan megah, tidak kalah dengan SPBU yang lainnya. Disamping juga peningkatan pelayanan dalam penyaluran BBM ke masyarakat. Nantikanlah perubahan baruku itu. risae