BPBD Lamandau Kembangkan Strategi Inovatif Cegah Karhutla

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lamandau Hendikel

NANGA BULIK/TABENGAN.CO.ID- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamandau, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, saat ini tengah mengembangkan sebuah strategi inovatif dalam upaya mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui pembangunan Menara Api Pemantau Karhutla.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lamandau Hendikel mengatakan, program tersebut dirancang untuk memantau dan mengendalikan kebakaran secara real-time, memberikan peringatan dini kepada masyarakat, dan memungkinkan tindakan tanggap darurat dengan cepat.

“Tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengentaskan kemiskinan dengan melibatkan masyarakat lokal dan mendukung peningkatan ekonomi daerah,” ungkapnya, Rabu (6/11).

Dijelaskan, adapun tujuan dan manfaat pengembangan menara api sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan Kabupaten Lamandau terhadap ancaman karhutla.

“Nantinya, pembangunan Menara Api ini akan dilakukan secara bertahap. Tujuan utama dari proyek ini adalah menciptakan sistem deteksi dini dan penanganan kebakaran yang efisien di lokasi-lokasi rawan karhutla. Menara ini dilengkapi teknologi canggih yang memungkinkan deteksi dini terhadap potensi kebakaran,” terangnya.

Sehingga, risiko penyebaran kebakaran dapat diminimalkan. Strategi ini dirancang dengan pendekatan jangka pendek, menengah, dan panjang.

“Pada tahap awal, fokusnya adalah menyusun desain dan spesifikasi prototipe Menara Api. Kemudian, tahap jangka menengah akan diwujudkan dengan pembangunan satu menara pilot menggunakan dana APBD Kabupaten Lamandau serta dukungan dari dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Tahap jangka panjangnya bertujuan untuk memperluas cakupan menara dengan dukungan dari pemerintah pusat,” bebernya.

Menurut Hendikel, selain fungsi utamanya sebagai alat mitigasi kebakaran, proyek Menara Api juga diharapkan dapat berdampak pada pengentasan kemiskinan di Kabupaten Lamandau. Keterlibatan masyarakat dalam program ini memberikan kesempatan kepada penduduk lokal untuk dilatih dan diberdayakan dalam kegiatan pemantauan dan pencegahan kebakaran.

Dengan demikian, proyek ini bukan hanya menyediakan lapangan pekerjaan, tetapi juga meningkatkan keterampilan masyarakat yang terlibat langsung dalam pengelolaan lingkungan.

Logo Menara Api

“Masyarakat lokal akan mendapatkan edukasi tentang langkah-langkah pencegahan kebakaran dan menjadi lebih siap dalam menghadapi potensi bencana. Dalam jangka panjang, upaya ini dapat meningkatkan ketahanan daerah secara keseluruhan, yang berdampak positif pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Kalaksa BPBD Lamandau juga menyampaikan, Pengembangan Menara Api di Lamandau juga melibatkan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah pusat, pihak swasta, dan masyarakat setempat. Dengan adanya dukungan lintas sektor ini, Kabupaten Lamandau dapat meningkatkan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) melalui deteksi dini yang lebih efisien dan respons cepat dalam penanganan karhutla.

Partisipasi dunia usaha melalui CSR membantu mengoptimalkan sumber daya untuk pembiayaan menara ini, menjadikannya proyek yang berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.

Selain itu, pengintegrasian teknologi modern dalam sistem pemantauan kebakaran menjadikan Menara Api sebagai instrumen penting dalam perlindungan lingkungan. Upaya ini secara tidak langsung juga melindungi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan ekosistem di Kabupaten Lamandau.

Strategi Pengembangan Menara Api Pemantau Karhutla di Kabupaten Lamandau adalah langkah penting dalam mitigasi bencana sekaligus upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Diharapkan, proyek ini tidak hanya mampu menekan dampak negatif karhutla, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat yang terlibat langsung di dalamnya.

‘’Dengan dukungan dan sinergi dari berbagai pihak, pembangunan Menara Api di Lamandau dapat menjadi model keberhasilan dalam mengelola bencana secara efektif dan berkelanjutan,” tukasnya. c-kar