*Jadi Bupati dan Wakil Bupati itu Bukan Bos, Tetapi Pelayan Rakyat
MUARA TEWEH/TABENGAN- Menjelang minggu tenang dan hari pemungutan suara, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Barito Utara Akhmad Gunadi Nadalsyah dan Sastra Jaya (AGI-SAJA) gencar melakukan kampanye terbuka. Dalam setiap kampanye terbuka pasangan nomor urut 2 ini, masyarakat tidak hanya mendengarkan visi misi, tetapi juga dihibur dengan sejumlah lagu-lagu dari artis lokal hingga artis ibu kota.
Hampir sama dengan beberapa kesempatan kampanye terbuka di tempat lain, kali ini di Kelurahan Jambu, Kecamatan Teweh Baru, pasangan AGI-SAJA diterima oleh ribuan masyarakat Jambu dan sekitarnya. Mereka memadati lapangan setempat sejak sebelum AGI-SAJA dan tim datang.
Pada momentum ini, AGI-SAJA menyampaikan sejumlah program-program strategis pro rakyat secara bergantian. Mulai dari pendidikan gratis hingga peningkatan infrastruktur yang merata dan memadai.
Usai menyampaikan visi misi dan program kerja, panggung kampanye diambil alih Nadalsyah Koyem yang merupakan ayah dari Akhmad Gunadi Nadalsyah yang juga mantan Bupati Barito Utara dua periode.
Dalam orasinya, Koyem yang juga calon Gubernur Kalteng itu berpesan agar Agi dan Sastra Jaya harus menjadi pelayan bagi rakyat ketika nanti terpilih jadi Bupati dan Wakil Bupati.
“Menjadi Bupati harus melayani masyarakat, bosnya adalah masyarakat. Maka saya katakan kepada Agi dan Sastra Jaya, kalian jangan seperti bos tapi jadi pelayan,” ujar Koyem disambut tepuk tangan massa pendukung.
Selain itu, calon Gubernur Kalteng nomor urut 2 itu juga berpesan agar selalu menjadi panutan ketika di depan, selalu menjadi berada di tengah masyarakat untuk menyemangati dan merasakan yang dialami rakyat serta selalu berada di belakang rakyat untuk mendorong.
“Itu tiga hal penting yang jika diwujudkan tentu akan dicintai masyarakat dan juga berdampak positif bagi pembangunan Barito Utara,” terang Koyem.
Selain nasihat tentang kepemimpinan, Nadalsyah Koyem juga menjelaskan alasan Akhmad Gunadi Nadalsyah didorong menjadi calon Bupati Barito Utara setelah dirinya. Bukan karena serakah, bukan juga karena haus jabatan. Tetapi ada hal mendasar untuk menyelesaikan pembangunan Barito Utara yang belum sempat diselesaikannya.
Pada saat periode kedua dirinya menjabat. Dalam lima tahun jabatannya itu, dirinya dapat membangun hanya efektif dua setengah tahun saja. Hal itu dikarenakan Covid-19. Selama dua setengah tahun pembangunan Barito Utara stagnan tanpa pembangunan fisik.
“Oleh karena itu saya mengizinkan Agi (panggilan Akhmad Gunadi Nadalsyah) untuk melanjutkan program-program saya. Kalau yang lain bisa-bisa mereka tidak mau menyelesaikannya, sehingga yang rugi masyarakat Barito Utara. Tujuannya untuk membuat saya malu, padahal yang rugi masyarakat,” ucap Koyem.
Rintisan pembangunan di mana-mana yang belum rampung mungkin akan sengaja dihentikan. Pihak tertentu tadi akan memulai sesuatu yang baru dari “nol”, akibatnya masyarakat yang akan rugi.
Haji Nadalsyah Koyem mengimbau masyarakat tidak perlu ragu pada AGI-SAJA. Sebab seperti dirinya dahulu yang berjanji memperbaiki jalan yang rusak, berjanji membangun jembatan penyeberangan, membangun rumah sakit, membangun Rumah Jabatan agar Barito Utara menjadi icon. Semuanya dilaksanakan, begitu pun pasti dengan AGI-SAJA.
“Kenapa saya mempercayakan Agi, karena serakah jabatan? Saya bahkan ingin membantu daerah saya dengan hasil dari pribadi saya. Waktu anggaran daerah sedang terbatas, saya memutar otak bagaimana Barito Utara ada pembangunannya (menggunakan penghasilan pribadi),” ungkap Koyem. c-old