SAMPIT/TABENGAN.CO.ID-Asisten II Setda Kotawaringin Timur (Kotim) Alang Arianto mengatakan, pendapatan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit tahun 2024 mengalami penurunan. Hal itu dipicu pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang menurun.
“Di tahun 2024, pertumbuhan di bidang pertanian, khususnya perkebunan, tercatat minus 0,19 persen. Melihat angka tersebut, tentunya sangat wajar jika DBH sawit kita juga menurun drastis,” kata Alang, Jumat (28/2).
Dijelaskan, pada tahun 2023, Kotim menerima DBH sawit sebesar Rp46 miliar. Penerimaan itu turun menjadi Rp41 miliar pada tahun 2024. Kemudian di tahun 2025 angka tersebut turun drastis menjadi Rp16 miliar.
Meski Kotim dikenal sebagai daerah dengan lahan kelapa sawit terbesar di Kalimantan Tengah (Kalteng), mencapai hampir 460 ribu hektare ujarnya, namun produksi sawit saat ini menghadapi tantangan serius.
“Salah satunya, banyaknya perusahaan kelapa sawit di Kotim melakukan replanting atau peremajaan tanaman dalam skala besar. Proses ini membuat produksi sawit menurun karena tanaman yang baru ditanam belum menghasilkan ditambah konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat seperti adanya pemortalan dan klaim lahan membuat perusahaan tidak bisa memanen kelapa sawit, dan menyebabkan produksi sawit juga berkurang,” ungkapnya.
Menurutnya, DBH sawit sendiri dihitung berdasarkan hasil produksi perkebunan, bukan dari luas Hak Guna Usaha (HGU). Oleh karena itu, setiap gangguan yang memengaruhi produksi akan berdampak langsung pada jumlah DBH yang diterima daerah. c-may