Umat Hindu Sambut Nyepi Dalam Ritual Melasti

TABENGAN/YULIANUS MELASTI – Umat Hindu Kota Palangka Raya melaksanakan Upacara Melasti sebagai rangkaian menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 2025 di Sungai Kahayan, Palangka Raya, Rabu (26/3)

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Ratusan umat Hindu di Kota Palangka Raya melaksanakan Upacara Melasti menjelang Hari Suci Nyepi tahun Saka 1947 di Dermaga Tugu Soekarno, Rabu (19/03).

Antusiasme umat Hindu di Kota Palangka Raya terbilang tinggi pada pelaksanaan Upacara Melasti tahun ini dengan tema “Mena Sewa, Madawa Sewa, Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045”.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Kalimantan Tengah (Kalteng) I Wayan Suata menjelaskan, upacara Melasti ini merupakan salah satu dari lima rangkaian Upacara Nyepi. Rangkaian tersebut meliputi Melastri, Mecaru, Pengerupukan, Nyepi dan Ngembek Geni.

“Melesti ini dilaksanakan dengan bertujuan untuk menyucikan diri dalam rangka menyambut Tahun Baru Saka 1947. Setelah Melasti, umat Hindu akan melanjutkan dengan Mecaru, yang dilaksanakan sebelum nyepi,” ujarnya.

Dijelaskannya, Mecaru merupakan upacara dimana umat Hindu membuat sesajen untuk para Bhuta Kala atau hal-hal negatif yang mengganggu kehidupan manusia. Upacara ini dilaksanakan oleh setiap rumah atau keluarga, dengan tujuan mengusir hal negatif dari lingkungan sekitar.

“Setelah Mecaru, dilanjutkan dengan upacara Pengerupukan, dimana umat Hindu menyebarkan nasi atau tawur sambil membuat api atau obor untuk mengobati dan menyembuhkan lingkungan dengan makanan bernama mesiu, yang bertujuan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar,” lanjutnya.

Tahapan puncak dari rangkaian perayaan Nyepi adalah dimana semua aktivitas sehari-hari dilarang. Umat Hindu juga melaksanakan puasa Nyepi dengan mengikuti Catur Brata Penyepian, yang meliputi Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan.

Amati Geni, yaitu larangan menyalakan api atau penerangan, Amati Karya, yaitu larangan bekerja, Amati Lelungan, yaitu larangan bepergian, Amati Lelanguan, yaitu larangan menonton hiburan atau bersenang-senang.Catur Brata Penyepian berlaku selama 24 jam, dari pukul 06.00 WIB pada hari Nyepi hingga pukul 06.00 WIB keesokan harinya.

Tujuan Catur Brata Penyepian adalah untuk mencapai keheningan, kesunyian, dan ketenangan. Dengan begitu, Umat Hindu dapat memperdalam pemahaman tentang diri sendiri dan hubungan dengan alam semesta.

“Upacara Ngambek Geni adalah yang dilakukan sehari setelah Nyepi, inilah rangkaian lengkap dalam menyambut Hari Raya Nyepi Umat Hindu,” ungkapnya.

Diketahui, tanggal 28 Maret ini sekitar pukul 15.00 WIB sore umat Hindu akan mengadakan pawai Ogoh-Ogoh keliling Kota Palangka Raya.dte