KAIRO/tabengan.com – Kelompok Oxyrhynchus Society yang berbasis di Oxford, Inggris baru-baru ini mengumumkan penemuan satu bagian dari Injil Markus dari abad ke-2 yang banyak diperbincangkan selama bertahun-tahun.
Sputnik, Minggu (27/5) mewartakan, pada 1896, dua ahli arkeologi muda, Bernard Pyne Grenfell dan Arthur Surridge Hunt mulai menggali tempat pembuangan sampah kuno di Oxyrhynchus (sekarang Al-Bahnasa) di Mesir. Mereka mencari kertas papirus kuno di antara sampah-sampah di kota bersejarah itu.
Meski tampaknya merupakan pekerjaan berat dan tidak berarti, ternyata membuahkan penemuan-penemuan paling penting dalam sejarah arkeologi, seperti ribuan fragmen dari Perjanjian Baru dan tulisan-tulisan masa awal Kekristenan.
Baru-baru ini, organisasi Masyarakat Eksplorasi Mesir (Egyptian Exploration Society) yang bertindak sebagai kurator untuk Oxyrhynchus Society mengumumkan penemuan fragmen abad ke-3 atau awal abad ketiga dari bab pertama Injil Markus. Bagian itu baru-baru ini diterbitkan dalam The Oxyrhynchus Papryi Volume 83 (2018) yang diredaksi oleh akademisi Oxford Daniela Colombo dan Dirk Obbink.
Penemuan fragment itu disebut-sebut sebagai penemuan penting bagi mereka yang tertarik pada sejarah kekristenan, bukti buku-buku Injil bersejarah dan sejarah pembuatan buku.
Rumor tentang keberadaan fragmen Alkitab telah beredar sejak Februari 2012 dan telah menjadi topik perdebatan di banyak kalangan ilmiah. Peneliti naskah injili, Dan Wallace mengonfirmasi bahwa fragmen yang dipublikasikan di volume Oxyrhynchus memang merupakan naskah dari Injil masa awal yang dia pernah dia bahas 2012.o-zon