ZURICH/tabengan.com – Jerman harus mereformasi diri untuk bisa sampai ke Rusia. Usai menjuarai Piala Dunia 2014 Brasil, Tim Panser harus kehilangan para pemain kuncinya. Yakni bek Philipp Lahm, gelandang Bastian Schweinsteiger, dan penyerang Miroslav Klose.
Namun, Jerman masih memperlihatkan keperkasaannya selama babak kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa. Die Mannschaft menjadi satu-satunya tim yang menorehkan kemenangan 100 persen atau memenangi seluruh pertandingan babak kualifikasi.
Jerman menjadi tim kedua sepanjang sejarah World Cup — setelah Spanyol pada tahun 2010 — yang lolos ke putaran final Piala Dunia dengan hasil itu. Dan, itu terjadi karena pelatih Joachim Loew berani memadukan antara pemain berpengalaman dan pemain muda.
Skuad Loew secara mengejutkan menurunkan para pemain muda pada Piala Konfederasi 2017. Saat itu, di armada pelatih 58 tahun ini tidak ada nama-nama pemain yang berhasil meraih trofi Piala Dunia 2014 seperti Mesut Ozil, Thomas Mueller, Toni Kroos, dan dua bek tangguh Jerome Boateng serta Mats Hummels.
Melalui skuad mudanya Jerman tampil mengesankan dan meraih trofi Piala Konfederasi 2017 dengan mengalahkan Cile 1-0. Para pemain muda Jerman seperti Leon Goretzka, Lars Stindl, dan Timo Werner jadi pencetak gol terbanyak di Piala ini dengan koleksi masing-masing tiga gol. Sementara Julian Draxler terpilih sebagai pemain terbaik (Golden Ball).
Jelang putaran final Piala Dunia 2018 digelar, Loew kembali membuat keputusan mengejutkan. Ia mencoret Mario Goetze yang jadi pahlawan Jerman saat mengalahkan Argentina pada final di Brasil itu. Gelandang 25 tahun ini menjalani musim yang mengecewakan bersama Borussia Dortmund.
Goetze hanya mencetak dua gol dan tujuh assist. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan karena cedera dan penyakit metabolik.
“Para pemain yang akan tampil di Piala Dunia harus dalam kondisi level permainan yang paling tinggi dan siap kapan pun dipanggil timnas. Ini persyaratan mutlak yang harus dipenuhi mereka,” kata Loew.
Wajar jika sikap disiplinnya ini membuat ia punya target: pasukannya kembali menjadi juara alias bisa mempertahankan gelar. Meski diakui itu tidak gampang.
Selama 56 tahun atau sejak Piala Dunia 1962, tidak ada satu tim pun yang berhasil merebut trofi ini dua kali beruntun. Brasil adalah tim terakhir yang dua kali juara Piala Dunia secara berturut-turut yakni tahun 1958 dan 1962.
Kini, Jerman bertekad menjadi tim kedua setelah Tim Samba. Hal yang harus dibuktikan di Rusia, tengah Juni sampai tengah Juli mendatang.c-yit