PALANGKA RAYA/tabengan.com – Harga karet di lingkup para petani pada komoditas itu masih belum memenuhi harapan. Bisa dikatakan masih sangat rendah serta belum stabil.
Kondisi ini berdampak bagi kehidupan ekonomi masyarakat yang menggeluti bidang tersebut.
Terkait itu, kalangan DPRD provinsi menyoroti dan menyarankan sejumlah solusi agar harga karet menjadi stabil.
Kalau bisa dikatakan mata pencaharian menyadap karet masih belum menguntungkan bagi mereka yang menggeluti. Hal itu sangat beralasan mengingat harganya yang terkadang turun dari standarnya.
Kalaupun naik, itupun belum memenuhi harapan, untuk menyejahterakan para petani di lini tersebut.
Anggota Komisi B Lodewik Christopel Iban mengatakan, pihaknya yang juga membidangi perekonomian masyarakat itu mengaku prihatin dengan harga yang cukup rendah saat ini. Dari informasi di lapangan kisaran harga karet hanya berada di angka Rp 6 ribu- Rp 7 ribu per kilogramnya.
“Kami menyarankan untuk mengatasi persoalan ini pemkab atau pemkot bisa membentuk badan penyangga daerah khusus untuk komoditas karet,” ujar Lodewik di sela-sela rapat kerja belum lama ini.
Menurut wakil rakyat dari Dapil V yang meliputi Pulang Pisau dan Kapuas, permasalahan ini harus mendapat perhatian bersama.
Kalau dilihat, ucapnya, harga itu hanya sebanding dengan beras ataupun gula (sembako). Tentunya masih jauh dari harapan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka panjang.
Terkait itu dirinya mengakui, dalam mengendalikan harga karet cukup sulit. Maka sangat tepat apabila pemerintah pusat atau kabupaten/kota turut berpartisipasi langsung sebut saja dengan membentuk Badan Penyangga Daerah khusus untuk komoditas karet.
Kalau ada item tersebut, maka akan ada pengendalian harga di lapangan. Bahkan regulasinya juga sejalan untuk bisa memonitor harga karet, yang selama ini tidak stabil. “Selama ini kita terkendala keuangan daerah, yang masih belum siap. Hal itu bisa dari segi penganggaran, dalam memberikan kestabilan harga karet di lingkup masyarakat,” ujar politisi dari Fraksi Nasdem itu.
Dirinya mencontohkan pemerintah sendiri, hanya sanggup membeli puluhan ton karet. Tentunya dibeli dengan harga tinggi dan dijual dengan harga yang rendah. drn