SAMPIT/tabengan.com – Maraknya kejadian kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam beberapa hari terakhir, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim terus waspada dan berupaya maksimal untuk melakukan penanganan kebakaran lahan.
Bupati Kotim H Supian Hadi pun mengaku, turut terjun langsung melakukan penanganan dan pemantauan pada titik-titik karhan yang terjadi, terutama di wilayah perkotaan. Ia mengaku rutin bersama Damkar dan BPBD Kotim memantau kondisi dan situasi kota semenjak kasus karhan meningkat pada musim kemarau ini. Bahkan, ia tak segan-segan mengancam akan menindak tegas para pembakar lahan yang memang dengan sengaja membakar lahan.
“Saya selalu memantau perkembangan kondisi dan situasi baik terjun langsung atau menanyakan kepada instansi terkait seperti apa situasinya. Saya terus mengamati apabila ada potensi kesengajaan saya menginstruksikan instansi terkait untuk berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk diberikan penindakan tegas,” ungkapnya, belum lama ini.
Menurutnya, warga Kotim terutama para petani masih identik dengan membuka lahan untuk keperluan perkebunan atau tanaman dengan cara membakar lahan terutama pada cuaca yang panas seperti yang dialami Kotim saat ini. Untuk itu ia mengimbau kepada warga agar menghentikan kebiasaan tersebut karena akan berdampak banyak seperti munculnya kabut asap, meningkatnya titik hotspot dan efek negatif lainnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Bandara H Asan Sampit Nur Setiawan melalui Kepala Kelompok Teknisi, Rahmat Wahidin Abdi memprediksi potensi Karhutla pada musim kemarau di tahun 2018 ini lebih besar dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan kelembaban udara yang cukup rendah, sehingga membuat penyebaran api relatif cepat meluas.
“Untuk tahun ini, musim kemarau relatif tinggi dibandingkan tahun 2016 dan 2017. Saat tahun itu musim kemaraunya yaitu kemarau basah, yang artinya masih ada curah hujan, sedangkan untuk tahun ini bukan kemarau basah melainkan kemarau kering. Yang artinya kemarau tahun ini jarang terjadi hujan dan curah hujannya minim,” katanya.
Potensi Karhutla, katanya, akan terjadi di Kotim bagian tengah dan selatan, yaitu Kecamatan MB Ketapang, Baamang, Antang Kalang, Kota Besi, Mentaya hilir Utara, Seranau, Cempaga, Cempaga Hulu, Telawang, Pulau Hanaut, dibandingkan wilayah utara.
Ia berharap masyarakat tidak membakar lahan dengan sengaja, dan Pemkab melakukan antisipasi segera mungkin. c-may