IDI Gandeng SMC RS Telogorejo

PANGKALAN BUN/tabengan.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu (16/9) menggelar kegiatan seminar yang bekerjasama dengan Semarang Medical Center (SMC) Rumah sakit Telogorejo Semarang.

Ketua IDI Kobar dr. Fahruddin mengatakan dalam kegiatan seminar dokter yang di ikuti 80 peserta tenaga dokter yang bertugas di Kobar baik di rumah sakit, Puskesmas dan yang bertugas di rumah sakit milik perusahaan. Dalam kegiatan itu menghadirkan tiga orang nara sumber yakni Prof. dr. Zainal Muttaqin, Sp. Bs. Phd, dr. M. Thohar Arifin A, Phd, Pak, Sp. BS. Dan dr. Arie Susanto, Sp. OG.

“Dalam seminar itu tentang teknologi menangani tentang Parkinson, Epilepsi, dan IVF atau Bayi Tabung. Ketiga nara sumber itu pakarnya dalam mengatasi ketiga hal itu, dan dalam seminar itu pun di bahas juga langkah langkah apa saja yang harus di atasi pada tenaga dokter,” kata dr. Fahruddin.

Sementara itu Ita Zonia Wisudasari bagian bussines Development supervisi SMC Rumah Sakit Telogorejo mengatakan, Semarang Medical Center (SMC) RS Telogorejo meningkatkan standart pelayanannya dalam mengikuti kemajuan teknologi terkini di era milenial. Pasien SMC RS Telogorejo dapat menikmati layanan kesehatan terbaik dalam bidang neuro dan infertilitas, dengan didampingi tenaga ahli dibidangnya. Kesehatan Neuro akan berkaitan dengan penyakit epilepsi dan parkinson sedang IVF fokus pada bayi tabung.

Untuk menghadapi perubahan besar – besaran di era MEA, , kata dia, diperlukan kesungguhan dan keterlibatan semua bidang, salah satunya bidang perumahsakitan. Rumah sakit dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik mengacu pada kebutuhan pasien yang berorientasi internasional. Teknologi terkini yang kami sajikan supaya mendekatkan masyarakat dengan layanan SMC RS Telogorejo yang one stop health care service.

“Epilepsi atau Penyakit Ayan masih sering kita jumpai di masyarakat. Bukan penyakit menular dan sebagian besar bukan penyakit keturunan. Sayangnya, masih saja ada stigma negatif terhadap Orang Dengan Epilepsi (ODE). Ada yang dikucilkan dari lingkungan, dijauhi dari teman, dikeluarkan dari sekolah, terhambat karirnya, hingga ke masalah rumah tangga dan kesulitan memperoleh Surat Ijin Mengemudi,” ungkap Ita.

Sebenarnya, bagi ODE dan keluarganya, epilepsi bukan sekedar persoalan medis, tapi juga berpengaruh pada hubungan sosial dan ekonomi keluarga. Berkembangnya teknologi semakin banyak pula masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat umum selain epilepsi yaitu masalah infertilitas. Infertilitas yaitu ketidakmampuan pasangan suami isteri untuk hamil setelah menikah selama 1 tahun dengan hubungan seksual yang teratur tanpa proteksi, penyebab infertilitas ada banyak mulai dari gangguan haid sampai adanya polip atau kista yang diperlukan tindakan khusus untuk menangani kasus tersebut.

Semarang Medical Center (SMC) RS. Telogorejo turut serta meningkatkan standart pelayanannya dalam mendukung program MEA, dengan mempersiapkan pelayanan kesehatan berbasis internasional, guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik.

“Rumah sakit yang memiliki visi menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama dan Terdepan dalam Layanan Unggulan ini hanya berjarak ± 400 m dari kawasan simpang lima semarang. Adapun pelayanan unggulan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Telogorejo saat ini antara lain Layanan Jantung dan Vaskuler, Syaraf, serta Bayi tabung. Di usianya yang mencapai angka 67 tahun ini, RS Telogorejo terus melakukan pembenahan baik SDM, peralatan medis, serta mutu dan kualitas pelayanan. Sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat jawa tenga pada umumnya dan semarang khususnya,” tutup Ita c-uli