Tabengan.com – Perawat harus “menipu” seekor ibu panda agar berpikir bahwa dia hanya punya seekor bayi setelah melahirkan bayi kembar. Langkah tersebut dilakukan agar kedua bayi panda tersebut selamat.
Ketika seekor induk panda melahirkan bayi kembar di Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding itu, anggota tim dengan mahir memastikan kedua anaknya tetap hidup. Tak lama setelah lahir, perawat menyingkirkan salah satu anaknya, mengelabui ibu panda agar mengira hanya memiliki satu bayi.
Si kembar kemudian ditukar sebanyak 10 kali sehari untuk mempertahankan ilusi bayi panda tunggal. Salah satu anak tinggal dengan ibunya hampir sepanjang waktu, sementara yang lain disimpan dalam inkubator dan diberi susu formula.
Setengah dari panda yang ada melahirkan anak kembar, namun sangat jarang keduanya dapat bertahan hidup karena panda raksasa hampir selalu meninggalkan salah satu bayi jika mereka melahirkan lebih dari satu.
Alasannya adalah mereka tidak memiliki susu atau energi yang cukup untuk merawat dua anak sehingga fokus perhatian mereka pada bayi terkuat.
Membesarkan anak termasuk sulit bagi panda karena mereka hidup dari bambu, yang memiliki nilai gizi rendah dan ibu panda perlu menyeimbangkan kelangsungan hidup mereka sendiri serta hidup anaknya.
Proses mengelabui panda untuk melepaskan anak-anaknya membutuhkan kesabaran yang besar dari para perawat. Mereka menggunakan semangkuk air madu untuk menenangkan si ibu, sementara mereka berusaha mengeluarkan anak itu. Tidak ingin membuat panda stress, negosiasi ini harus diulang sampai panda mempercayai perawat dan membiarkan mereka menangani anaknya.
Metode ini membuka kemungkinan kelangsungan hidup anak-anak panda yang disingkirkan hingga 100%. Ini adalah masalah yang telah ditangani oleh Chengdu Research Base selama beberapa dekade. Sebelum tahun 1990, tingkat kelangsungan hidup di bayi panda kembar hanya 30%.
Tingkat poplaritas panda raksasa sebesar tingkat resiko mereka. Terdaftar sebagai spesies rentan oleh penilaian IUCN (International Union for Conservation of Nature) yang diterbitkan pada tahun 2016, diperkirakan populasi panda di seluruh dunia sekitar 2.060.
Meskipun ini sudah merupakan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, semuanya bisa terancam. Kerusakan lingkungan yang diperkirakan selama 80 tahun ke depan dari perubahan iklim diperkirakan menghancurkan lebih dari 35% habitat bambu panda.o-zon