JAKARTA/tabengan.com – PT Angkasa Pura II (Persero) mendapatkan jatah untuk mengembangkan empat bandara. Perseroan akan membuka peluang kerja sama dengan investor strategis dalam pengembangannya. Direktur Keuangan AP II Andra Y Agussalam mengatakan, keempat bandara yang akan dikembangkan itu di antaranya bandara di Tanjung Pandan Belitung, bandara di Tanjung Karang Lampung, bandara di Bengkulu dan Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya.
“Itu kerja sama pemanfaatan aset dengan pemerintah, jadi seperti konsesi. Jadi mungkin 30 tahun ke depan dihitung berapa kontribusi tetap yang kami berikan kepada katakan lah dalam hal ini ke Kemenhub,” terangnya di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (7/11). Dalam konsesi pengoperasian empat bandara itu, AP II akan mengundang investor strategis untuk ikut mengelolanya. Mereka juga akan diminta untuk berkontribusi dalam proses pengembangannya. AP II belum menghitung berapa kebutuhan untuk mengembangkan empat bandara itu.
“Masing-masing bervariasi, masih dihitung. Katakanlah yang Tanjung Pandan di Belitung, mungkin sekitar Rp 500 miliar, tapi kan tidak sekaligus, secara bertahap. Seiring dengan peningkatan penumpang kita bangun,” tambahnya. Namun perusahaan tengah mencari pendanaan sekitar Rp 8,5 triliun. Dana itu akan digunakan untuk menutupi kebutuhan proyek-proyek perusahaan.
Andra menjelaskan, dari total kebutuhan pendanaan itu sekitar Rp 5,5 triliun berasal dari perbankan. Saat ini perusahaan sudah mengantongi pinjaman perbankan sebesar Rp 4 triliun. “Untuk Rp 1,5 triliun lagi mungkin 1 atau 2 minggu lagi sudah bisa didapat,” tuturnya.
Untuk sisa Rp 3 triliun perusahaan akan menerbitkan obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan dalam periode tiga tahun. AP II sudah mulai menerbitkan obligasi tahap I dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya Rp 750 miliar. “Ya kan (obligasi) 3 tahun masih sisa Rp 2,25 t. Nanti kita lihat lah,” tambahnya.
Pendanaan itu untuk menutupi kebutuhan belanja modal perusahaan (capital expenditure/capex). Tahun ini perusahaan menetapkan capex Rp 18,2 triliun, sementara tahun depan sekitar Rp 10,2 triliun. Perusahaan juga telah menyiapkan dana Rp 650 miliar untuk masuk sebagai pemegang saham 25% Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola Bandara Kertajati. d-com