Hukrim  

ABK Tewas, Diduga Terhirup Gas Beracun

SAMPIT/tabengan.com – Yulianus Tanarubun (42), anak buah kapal (ABK) KM Senja Papua yang sedang tambat di perairan Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, ditemukan tak bernyawa pada Senin (14/1) sekitar pukul 19.30 WIB. Korban diduga tewas akibat terhirup gas beracun dari palka kapal yang bermuatan kernel sawit.

Direktur Polairud Polda Kalteng Kombes Pol Badarudin mengungkapkan, peristiwa ini bermula saat kapal tersebut tambat di perairan seberang Desa Bapanggang Raya Kecamata Mentawa Baru Ketapang. Saat itu kapal sudah bermuatan kernel sawit dan tinggal menunggu keberangkatan saja, Senin (14/01).

Saat itu, Yulianus Tanarubun yang sehari-hari bertugas sebagai operator crane mengatakan kepada rekannya bahwa dia hendak mencari kayu untuk memperbaiki tempat tidur yang rusak. Namun hingga pukul 19.00 WIB, Senin malam, korban tidak juga terlihat, sehingga rekan-rekannya mulai gelisah dan mencarinya di sekitar kapal.

Saat seorang rekan korban, Dian Purnama mengecek di bagian loker, dia kaget karena melihat korban sudah tergeletak di bawah tangga. Penemuan jasad korban selanjutnya diberitahukan kepada nakhoda dan kru lainnya di kapal itu. Mereka kemudian turun dengan hati-hati untuk memeriksa kondisi korban. Dari denyut nadinya diketahui saat itu Yulianus Tanarubun sudah meninggal dunia.

Belum diketahui penyebab pasti kejadian itu karena harus menunggu hasil otopsi oleh Tim Forensik. Namun dugaan awal bahwa Yulianus Tanarubun meninggal karena terhirup aroma atau gas beracun dari palka kapal.

Peristiwa ini akhirnya diberitahukan kepada agen kapal yang kemudian melaporkannya ke polisi. Kapal yang dinakhodai Klovis Uniwaly itu kemudian merapat ke Palabuhan Bagendang untuk memudahkan evakuasi korban menuju rumah sakit guna pemeriksaan medis.

Dirpolair mengungkapkan, pihaknya akan terus mendalami kematian pria yang beralamat di Jalan Kalimas Baru 3/3/8 RT 02 RW 06 Keluraha Perak Utara Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya Provinsi Jawa Timur itu.

“Untuk dugaan sementara korban meninggal akibat menghirup gas beracun, namun hari ini akan dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban. Selain itu kami juga akan melakukan pemeriksaan terhadap para saksi serta melakukan olah tempat kejadian perkara,” terangnya.

Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD dr Murjani Sampit, Selasa (14/01) dini hari untuk dilakukan autopsi, guna mengetahui penyebab kematiannya.c-arb