Hukrim  

Jadi Praktik Prostitusi, Warung Remang Dibongkar

SAMPIT/tabengan.com – Meski sudah berulang kali ditertibkan, namun praktik prostitusi terselubung yang dikemas melalui warung kopi ternyata masih saja bermunculan di Jalan Mohammad Hatta atau Jalan Lingkar Selatan Sampit.

Pada Selasa (22/1) pagi, puluhan petugas Satpol PP Kotim menertibkan beberapa bangunan yang membuka praktik prostitusi.

“Ada yang sudah diberi peringatan yang kemarin sudah dibongkar, tetapi ternyata mereka melakukan kegiatan lagi. Pak Camat juga memberitahukan kepada kami ada laporan masyarakat, sehingga kami akan tetap melakukan pemantauan , yang mana kami juga turun langsung ke sini malam ada operasi -operasi yang tidak jelas, artinya ada yang melakukan kegiatan prostitusi terselubung,” terang Kepala Satpol PP Kotim M Fuad Sidiq, kemarin.

Disampaikannya, pihaknya juga telah menanyakan izinnya, dan kenyataannya bangunan-bangunan tersebut tidak juga memiliki izin.

“Apa pun tidak ada juga, sehingga main kucing-kucingan. Beberapa kali juga kita bongkar, ini baru kita melakukan pembongkaran kembali. Kebetulan saat itu Camat dan Satpol juga ditawarin, sehingga ada lokasi-lookasi yang dulu tidak kita temukan, sekarang kita temukan,” jelasnya.

Ditambahkan Kasatpol PP, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di kawasan tersebut. Apalagi sebentar lagi Kantor Camat MB Ketapang akan diresmikan yang lokasinya berada di Jalan M Hatta tersebut.

“Terlalu riskan kantor kecamatan ada tempat-tempat begini dekat kantor camat lagi. Karena banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Mereka melakukan kegiatan ini semata-mata cari uang. Begitu tumbuh akan kita bongkar, begitu berdiri akan ditertibkan. Karena orangnya yang itu-itu juga,” ungkapnya.

Dalam beraksi, jelas Kasatpol PP, mucikari biasanya menawarkan langsung kepada warga yang singgah atau berhenti di dekat warung remang-remang tersebut. Mereka tidak sungkan-sungkan langsung menyebutkan tarif sekali kencan dikisaran Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. Biasanya warung remang-remang ini aktif pada malam hari.

Dalam penertiban tersebut setidaknya diterjunkan 40 orang personel. Selain Satpol PP, personel gabungan itu terdiri dari aparat kepolisian, TNI dan pihak Kecamatan. Sedikit nya ada 3 warung remang-remang yang robohkan. Meskipun berhasil mengeksekusi bangunan berbahan kayu tersebut, aparat tidak berhasil mengamankan pihak pemilik warung.

Dari pantauan satu diantara tiga warung yang dirubuhkan berada di tempat tersembunyi. Warung berukuran 3×3 meter berkonstruksi kayu beratapkan seng tersebut berada di balik rerumputan yang tinggi, sehingga dari jalan raya tidak terlihat.c-arb