CARACAS/tabengan.com – Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, kembali menyuarakan protes untuk Presiden Nicolas Maduro. Upaya ini diakui Guaido untuk mendorong militer berbalik melawan pemerintah.
Guaido, yang juga memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela, mengatakan protes akan dimulai dari Rabu 30 Januari 2019 pada siang hari.
“Di situ, warga akan menuntut militer untuk berpihak pada kami,” kata Guaido, Senin (28/1).
Protes kedua akan dilaksanakan pada Sabtu 2 Februari 2019 untuk mendukung desakan Uni Eropa serta ultimatum dari negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Portugal dan Belanda. Negara-negara Eropa ini mengakui Guaido sebagai presiden sementara, kecuali Maduro menggelar pemilu darurat paling lambat 3 Februari 2019. Namun, desakan ini ditolak Maduro.
Selama sepekan terakhir, setidaknya hampir 30 orang tewas dan lebih dari 350 orang ditangkap saat bentrokan dengan pasukan keamanan.
Dua hari lalu, Maduro sempat menarik pernyataannya tentang pengusiran para diplomat Amerika Serikat dari Caracas. Kementerian Luar Negeri di Caracas mengatakan telah membuka kesempatan 30 hari untuk menegosiasikan pembentukan “kantor kepentingan AS” di Venezuela dan kantor penghubung di Negeri Paman Sam.
Berawal dari dukungan AS ke Guaido, Maduro menuduh AS sengaja menciptakan upaya untuk kudeta dan ikut campur urusan negara lain. Namun, tak hanya AS, sejumlah negara di dunia pun mengakui Guaido dan keberadaan oposisi. med-com