Hukrim  

Yantenglie Fokus Ibadah di Rutan

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Mantan Bupati Katingan Ahmad Yantenglie yang menjadi terdakwa perkara dugaan korupsi memiliki kesan tersendiri selama menghuni Rumah Tahanan Klas IIA Palangka Raya. Apalagi sekarang berada di bulan suci Ramadan.

“Di sana (Rutan) justru lebih fokus beribadah. Sekarang saya ada pengalaman baru,” ucap mantan orang nomor satu Kabupaten Katingan itu kepada wartawan sembari menanti mulainya persidangan Pengadilan Tipikor Palangka Raya, Kamis (16/5).

Ramadan kali ini merupakan pertama kalinya Yantenglie menjalani di Rutan, sejak penahanan dan penyidikan di Polda Kalteng pada Oktober 2018. Pria murah senyum itu menyebut sisi partisipasi dirinya dan banyak warga binaan lain, justru lebih baik selama dalam Rutan.

Bila dahulu untuk salat saja sering terlambat atau tertunda, kini dalam Rutan justru menjadi kegiatan yang ditunggu penghuninya.

“Dari sisi partisipasi melaksanakan ibadah, di dalam lebih baik nilai ibadahnya,” yakin Yantenglie.

Dia menyebut ada rasa persamaan antara para penghuni Rutan, yang menyadari seluruh warga binaan memiliki kesamaan, yakni bersentuhan dengan hukum terlepas dari tindak pidana yang dialamatkan pada mereka.

Pihak Rutan Klas IIA Palangka Raya telah memiliki berbagai kegiatan agenda kegiatan rutin, seperti salat tarawih, puasa, ceramah agama, dan pesantren kilat. Pemberian makanan juga disesuaikan dengan jadwal puasa bagi warga binaan yang melaksanakan puasa.

Yantenglie dipercaya pihak Rutan untuk mengoordinir sesama warga binaan dalam menjalankan berbagai kegiatan. Hikmah terbesar pengalaman Yantenglie dalam berpuasa kali ini adalah menguji kesabaran, pengendalian diri, dan emosional.

“Alhamdulilah dengan bulan Ramadan kita aktif melakukan ibadah yang bisa mengendalikan kita. Terutama pola pikir dan batiniah,” kisah dia.

Yantenglie juga menegaskan pentingnya dukungan internal keluarga yang memengaruhi kondisi mental para penghuni rutan. Istri Yantenglie, Farida Yeni yang selalu mendampingi suaminya dalam persidangan mengakui ada kekurangan dalam bulan Ramadan ini karena dalam kondisi terpisah dengan suami.

“Biasa buka sama-sama, dari buka, salat dan sahur,” ucap Farida. Selama bulan Ramadan, Farida berusaha sesering mungkin mengunjungi Yantenglie untuk bertemu ataupun mengantarkan makanan sebagai bekal berbuka puasa. “Semoga sidangnya lancar dan cepat berkumpul lagi dengan keluarga,” harap Farida mengakhiri percakapan. dre