JAKARTA/tabengan.com – Bank Dunia telah merevisi target pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,6%. Hal itu turun 0,3% dari proyeksi semula 2,9%. Merespons hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, revisi pertumbuhan ekonomi global yang dilakukan melihat kemungkinan gejolak perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Saat ini perang dagang antar kedua negeri Adidaya tersebut masih belum baik.
“Kalau lihat keseluruhan tema IMF, WB, OECD dan ADB, mereka itu sudah lihat eskalasi trade war Amerika Serikat dan China itu masuk skenario yang tidak baik. Down side risk sudah terjadi ini berbeda sekali tonenya,” ujarnya, di rumah dinasnya, Komplek Widya Chandra, Jakarta, Rabu (5/6).
Saat ini seluruh negara sudah tidak lagi menunggu ancaman perang dagang mereda. Namun semua negara sudah menyiapkan antisipasi jika AS dan China mengimplementasi penerapan tarif antar belah pihak pada Juni mendatang. “Kita bisa lihat kuartal II, III dan IV akan terpengaruh dengan adanya, tidak lagi ancaman tapi implementasi dari ancaman,” ungkapnya.
Sri Mulyani melanjutkan, seluruh dunia berharap perang dagang AS-China segera mereda dengan beberapa pertemuan bilateral yang digelar diberbagai negara. Tapi, pada kenyataannya perang dagang masih memanas. “Mereka berharap trade war itu tidak akan sampai ke full boom atau meledak secara penuh seperti yang terjadi sekarang ini. Pasalnya ada harapan waktu itu negosiasi terjadi. Namun dinamika ini baru terjadi satu bulan terakhir,” tuturnya. o-zon