Ekobis  

Bandara Tjilik Riwut Sepi

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya tampak lengang dan sepi saat menjelang hari raya hingga H+3 Idul Fitri, Minggu (9/10). Para penumpang yang mudik maupun balik dari lebaran, sangat sedikit yang menggunakan jasa transportasi udara alias pesawat. Padahal tahun-tahun sebelumnya, penumpang arus mudik dan arus balik di Bandara Tjilik Riwut selalu ramai.

Mahalnya harga tiket pesawat dinilai sebagai penyebab minimnya penumpang pesawat. Ini diakui para pekerja di Bandara Tjilik Riwut. “Memang harga tiket pesawat lebih mahal,” kata Asisten Manager Airport Security Bandara Tjilik Riwut, Hari, Minggu (9/10). Ia mengakui, salah satu faktor menurunnya jumlah penumpang udara karena harga tiket yang sulit dijangkau.

Selain itu, juga karena program pemerintah yang memajukan moda transportasi darat dan laut. Pelayanan kapal laut semakin membaik. Demikian juga di jalur darat pemerintah mulai membangun jalan tol yang sangat baik. Baina, salah satu warga Palangka Raya, mengaku saat lebaran Ia sekeluarkan mudik ke pulau Jawa dengan kendaraan sendiri.

“Kami sekeluarga pakai mobil, dari Palangka Raya nyebrang di Banjarmasin ke Semarang, kemudian lewat jalur darat ke Solo (Jawa Tengah),” katanya. Ia kemudian balik ke Palangka Raya pada Sabtu (8/10) lewat jalur yang sama. Perjalanan Palangka Raya – Solo memakan waktu kurang lebih dua hari. Namun dengan jalur darat Ia dan sekeluarga mampu menghemat dana hingga puluhan juta rupiah. “Kami sekeluarga berlima, kalai pakai pesawat biayanya pulang pergi sekitar Rp20 jutaan. Kan tiketnya mahal sekali,” katanya.

Baina mendukung keinginan Presiden Jokowi agar menarik maskapai asing masuk Indonesia. Dengan begitu, masyarakat memiliki banyak pilihan penerbangan. “Tentu harganya jauh lebih kompetitif,” katanya. mel