PALANGKA RAYA – Pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah (Pilgub Kalteng) akan kembali digelar pada 2020. Seperti yang disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pilkada serentak tahun depan dilaksanakan untuk memilih pemimpin 270 daerah, termasuk Provinsi Kalteng dan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Menurut Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Palangka Raya (UPR) Jhon Retei Alfri Sandi, seorang kepala pemerintahan suatu daerah, harus sesuai dengan ekspektasi masyarakat di daerah tersebut.
“Pemimpin yang ideal itu yang dikehendaki oleh rakyat, yang dipilih melalui proses pemilihan demokratis atau melalui Pilkada. Tentunya calon tersebut yang mau mendengar suara rakyat, mendengar keinginan rakyat,” ucap Jhon Retei, Rabu (26/6).
Dijelaskannya, keinginan rakyat itu tidak muluk-muluk, seperti bagaimana kehidupan mereka bisa sejahtera. Diukur dari pendidikan yang layak, fasilitas kesehatan yang layak, pekerjaan yang layak, terutama kebutuhan dasar yang dijamin oleh undang-undang atau konstitusi.
Selain hal tersebut di atas, lanjut Jhon Retei, seorang pemimpin juga harus mampu mengambil keputusan dan kebijakan yang benar-benar mencerminkan keinginan rakyat, yaitu yang benar-benar berorientasi pada kebaikan bagi masyarakat.
“Ketika kita berbicara tentang kepemimpinan, sebagai Gubernur itu juga sebagai kepala pemerintahan daerah. Di dalam pelaksanaannya, dia harus memiliki kapasitas, kemampuan dalam semua aspek, baik aspek manajerial, moralitas, integritas, dan intelektualitas. Itu yang diharapkan oleh masyarakat luas,” papar Jhon Retei.
Jhon Retei mengatakan untuk calon pemimpin yang layak menjadi kepala suatu daerah sebenarnya setiap warga negara secara formal. Yang memenuhi persyaratan itu, layak menjadi kepala daerah.
“Kalau kita mengukur secara kualitatif, tentu banyak tokoh yang berpeluang menjadi Gubernur. Misalnya, tokoh yang memiliki popularitas seperti mantan-mantan kepala daerah dari kabupaten/kota, tokoh-tokoh birokrasi, tokoh-tokoh partai politik, dan tentunya Gubernur yang masih menjabat saat ini masih memiliki kesempatan untuk menjalankan kepemimpinannya selama 2 periode,” ujarnya.
Hanya saja, lanjut dia, permasalahannya pemimpin yang diinginkan oleh rakyat terkadang tidak direspons oleh parpol pengusung. Ketika bicara tentang siapa yang berpeluang, itu adalah siapa yang nanti dipilih oleh parpol pengusung untuk mengikuti kontestasi pilgub Kalteng ini. Walaupun mungkin di luar semua itu banyak tokoh yang dikenal dan diinginkan masyarakat, tapi tidak mendapat dukungan parpol dan tidak memenuhi persenan suara dari jalur perseorangan.
Jhon Retei berharap agar parpol-parpol bisa menjadi media untuk menghimpun atau melakukan rekrutmen sesuai dengan survei atau jejak pendapat, agar bisa memilih calon pemimpin yang sesuai dengan pilihan rakyat. bob