Menyelisik Peran Milenial Majukan Pariwisata Indonesia

Tabengan.com – Jemari Khanza (20) tampak sibuk menggulir layar telepon pintarnya sedari tadi. Sorot matanya berbinar-binar, diiringi senyum bahagia yang tampak dari bibirnya.

Tak lama kemudian, ia menghela napas panjang dengan senyum yang masih ia tunjukkan. Bukan tanpa sebab ia menyiratkan ekspresi tersebut. Hal ini karena Khanza berhasil mendapatkan tiket pesawat promo incarannya.

Melakukan sebuah perjalanan atau traveling merupakan salah satu kegemaran Khanza. Ia melakukan hobinya ini sejak duduk di bangku SMA.

Saking sukanya dengan traveling, Khanza selalu menyiapkan segala hal yang ia butuhkan sendiri. Mulai dari membeli tiket pesawat, memesan hotel, sampai mengatur jadwal perjalanannya. Berkat hobinya ini, ia pun bercita-cita ingin menjadi tour planner atau perencana tur.

Akhir-akhir ini, hobi traveling memang tampak menjamur, utamanya bagi kaum milenial seperti Khanza.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bahkan memproyeksikan, wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama.

Kemenpar memprediksi pada 2030 mendatang pasar pariwisata Asia akan didominasi wisatawan milenial berusia 15 – 34 tahun dengan persentase mencapai 57 persen.

Bahkan, pasar pariwisata di Indonesia pada 2019 akan menjangkau lebih dari 50 persen milenial Tanah Air.

Hal ini tentu mejadi peluang tersendiri bagi pariwisata Indonesia untuk terus mengembangkan fasilitas guna menjangkau wisatawan milenial, baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).

Peran lain milenial

Selain menjadi konsumen bagi sektor pariwisata, sebenarnya generasi milenial juga bisa menjadi pemain utama dalam mengembangkan pariwisata Indonesia.

Apalagi, saat ini sudah banyak tersedia program studi pariwisata dan perhotelan yang terdapat di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya Universitas Bina Nusantara ( Binus).

Asal tahu saja, saat ini Binus menawarkan tiga program studi yang berkaitan dengan sektor pariwisata, di antaranya Hotel Management, Business Hotel Management dan Pariwisata. Untuk Hotel Management, Binus mendesain khusus kurikulum pelajarannya sesuai industri perhotelan internasional.

Selain itu, para mahasiswa jurusan ini pun memiliki kesempatan untuk melakukan magang di hotel bintang lima, baik di dalam maupun luar negeri.

Setelah lulus, banyak pilihan karier yang bisa mahasiswa pilih, di antaranya menjadi Executive Chef¸Pastry Chef, Executive Housekeeper, Food and Beverage Manager, Room Division Manager, Barista, Sommeller, Kitchen Artist dan Bartender.

Selanjutnya, program studi Business Hotel Management. Di jurusan ini, mahasiswa akan mempelajari bagaimana menjadi pengelola hotel atau pengusaha hotel. Tak hanya itu, mahasiswa akan pula mempelajari seluk-beluk ilmu kuliner sesuai dengan perkembangan zaman.

Adapun terdapat banyak pilihan karier yang bisa mahasiswa jalani pasca lulus dari jurusan ini, yaitu menjadi Accommodation Manager, Catering Manager, Hotel Manager, Accommodation Business Owner, Restaurant Owner, serta Cooking Instructor.

Kemudian, Binus pun menyediakan program studi Pariwisata. Pada program studi ini, mahasiswa akan mempelajari bagaimana menjadi pelaku wisata, seperti merancang sebuah destinasi pariwisata bertaraf dunia (Tourism Destination Planner), mengatur dan memimpin perjalanan (Tour Leader), atau bahkan merancang event pada destinasi wisata tertentu (Event Planner).

Dengan menggeluti bidang pariwisata seperti pekerjaan-pekerjaan di atas, tentu banyak benefit yang bisa dirasakan. Sebagai contohnya profesi Tour Leader.

Di samping mendapatkan penghasilan utama berupa gaji dari perusahaan, Anda juga bisa memperoleh tip dari tamu yang Anda bawa. Tak hanya itu, Anda pun bisa berkesempatan traveling secara grartis tanpa harus mengeluarkan uang sepeser. Alhasil, impian mengelilingi dunia bukan jadi hal yang mustahil.

Selain Tour Leader, banyak pula profesi lain pada sektor pariwisata yang menawarkan banyak benefit, salah satunya Restaurant Owner. Sebagai pemilik restoran, tentu Anda bisa menghasilkan banyak pundi-pundi uang. Apalagi, saat ini bisnis restoran atau kafe sedang menjamur di Indonesia.

Hal ini juga berkaitan dengan munculnya sistem pembayaran uang digital yang turut meramaikan bisnis food and beverage. Di sisi lain, Anda pun bisa mengembangkan bisnis dengan membuka cabang baru di seluruh wilayah Indonesia atau bahkan mancanegara. Menarik, bukan?

Menyiapkan pengembangan era tourism 4.0

Ketiga program studi yang telah dibahas di atas merupakan beberapa media yang bisa generasi milenial geluti untuk memajukan pariwisata Indonesia, utamanya dalam menghadapi era tourism 4.0.

Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan mengatakan, pengembangan pariwisata berbasis tourism 4.0 sangatlah cocok diperuntukkan bagi generasi milenial. Arief mengungkapkan, berkembangnya tren tourism 4.0 ditandai dengan adanya perubahaan perilaku wisatawan yang cenderung lebih mandiri dan individual.

“Kunci dalam grand strategy pariwisata era industri 4.0 adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan industri,” ujar Arief.

Mengenai hal tersebut, Binus punya strategi khusus agar lulusannya bisa bersaing kompetitif secara global, salah satunya dengan mengubah gaya belajar mahasiswanya sesuai dengan zaman.

Marketing Director Binus Group Judi Arto menjelaskan, hal ini menjadi kunci utama untuk membuat mahasiswa terbiasa dengan sistem bekerja pada era revolusi industri 4.0.

“Mahasiswa kami terbiasa dengan metode belajar blended learning, yakni bisa belajar dari berbagai sumber, jadi tidak terbatas hanya mengikuti perkuliahan di kelas saja. Selain itu, Binus juga menyediakan coworking space untuk digunakan mahasiswa berkreativitas,” ungkap Judi. Hal tersebut merupakan langkah utama untuk menyongsong era digital dalam pengembangan industri, salah satunya industri pariwisata Indonesia.