PALANGKA RAYA/tabengan.com – Bahan baku pembuatan obat tradisional khas Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), kini mulai sulit didapat. Hal ini dikarenakan wilayah kota Palangka Raya memasuki musim kemarau panjang. “Bahan baku pembuatan obat tradisional mulai susah dicari, kan sudah masuk musim kemaru jadi seperti ini,” ucap pedagang obat tradisional khas Kalteng, Gading, Senin (22/7).
Menurutnya, kelangkaan tersebut dikarenakan oleh banyaknya tanaman bahan baku obat tradisional yang mengalami kekeringan dan akhirnya mati. “Ini kan musim kemarau, jadi karena itu banyak tanaman obat banyak yang mati akibat kekeringan. Selain itu juga bahan baku tidak tumbuh di sembarang tempat, tapi di dalam hutan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia mengaku bahwa selain musim kemarau, kendala ketika musim penghujan saat warga ingin mengambil tanaman obat mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam hutan karena akses menjadi sangat berat. “Kalau musim hujan ada masalah lagi, jadi kalau musim penghujan sulit sekali jalan masuk ke dalam hutan pastinya berlumpur,” ujarnya.
Gading mengungkapkan, masyarakat bisa mempertahankan tanaman obat tradisional karena merupakan aset berharga dari Kalteng yang bisa dijual hingga ke pasar internasional. “Jadi tanaman obat sangat potensial dan menjanjikan sekali sekali untuk dikembangkan dan akan memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat. Bahkan bisa menambah devisa penapatan asli daerah. Obat-obatan khas Kalimantan terutama sudah terkenal sampai luar negeri, banyak wisatawan jauh-jauh kemari untuk membeli obat ini,” ungkapnya.
Diakuinya, obat-obatan tradisional bisa jadi solusi yang sangat menjanjikan, baik untuk industri farmasi maupun bagi masyarakat. Karena bahan baku obat tak perlu diimpor. Bisa diambil dari negara, harganya bisa jauh lebih murah. “Kan bisa menjadi salah satu solusi tanaman obat ini, karena dalam pembuatannya pun alami. Tidak ada efek samping,” katanya.
Ini yang harus diperhatikan, bila dapat berkembang bukan tidak mungkin bahan baku tidak perlu diimpor, namun justri bangsa kita yang mengeskpor. Jika pemerintah ingin membantu menyediakan lahan, bibit, dan penyuluh untuk membimbing para petani yang menanam obat-obat tradisional, bisa mempermudah mendapatkan bahan baku. “Dengan membantu menyediakan lahan, bibit dan training maka dapat diminimalisir bagi pelaku usaha seperti kami untuk mendapatkan bahan baku yang sudah mulai sulit ini, yang otomatis juga berpengaruh terhadap omset penjualan,” kata Gading. m-sda