Tim Gabungan Kemenkes Monev Imunisasi IPV

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan bekerjasama dengan WHO, UNICEF, GAVI, CHAI, PATH dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Post Introduction Evaluation (PIE) dan introduksi vaksin Inactivated Polio Vaccine (IPV) di Provinsi Kalteng, 24 – 26 September 2019.

Ketua tim PIE, Dr Fina Tams dari WHO menyampaikan, tim terdiri Hakimi (Kemenkes), Hardika Aditama (UGM) dan Reni Maryani (GAVI). Terlebih dahulu mengunjungi Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Monev ini dimaksudkan untuk melihat kelancaran pelaksanaan kegiatan introduksi vaksin IPV yang menjadi kebijakan nasional sejak 2017.

“Lebih lanjut lagi, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui capaian, tantangan serta pembelajaran pada suatu daerah pelaksanaan introduksi vaksin baru dan dampaknya pada program imunisasi. Hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan masukan, pada tingkat nasional dalam penyusunan strategi pelaksanaan imunisasi selanjutnya,” kata Fina Tams, Kamis (3/10).

Bersama dengan tim Dinkes Provinsi Kalteng, melakukan kunjungan lapangan ke Dinkes Kab/kota, Gudang farmasi dan tujuh Puskesmas, Panarung, Kayon, Samuda, Ketapang, Mentaya Seberang, Kereng Bangkirai dan Jekan Raya, untuk melihat layanan imunisasi terutama IPV. Vaksin IPV ini diberikan pada anak usia 4 bulan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib3 (Penta3) dan polio tetes.

Dalam satu kali kunjungan, bayi akan mendapatkan dua kali suntikan dan imunisasi tetes. Namun, masih ditemukan di lapangan, penyuntikan IPV ditunda. Hal ini disebabkan karena adanya ketakutan jika anak disuntik dua kali dalam satu kunjungan. Oleh karena itu, tim melihat adanya perbedaan cakupan imunisasi Penta3 dengan IPV, sehingga sosialisasi kepada masyarakat menjadi kunci utama untuk meyakinkan bahwa suntikan ganda ini aman.

Pemberian imunisasi harus diberikan sesuai jadwal imunisasi. Melengkapi status imunisasi rutin lengkap sangatlah penting, untuk menjadikan anak sehat dan terlindungi dari Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Perlu juga diberikan informasi pentingnya vaksin, kemungkinan yang terjadi setelah imunisasi, jadwal kunjungan berikutnya dan pentingnya membawa buku KIA saat datang ke Posyandu.

Tim melaporkan langsung hasil kunjungan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng untuk menyampaikan hasil kunjungan lapangan dan rekomendasi. Secara umum, masyarakat dan petugas kesehatan menyambut baik introduksi vaksin IPV dan yang terpenting memberikan imunisasi rutin lengkap sesuai jadwal. yml