PANGKALAN BUN/tabengan.com – Setelah 23 hari hilang kontak, Subandrio (40), satu dari tiga orang nelayan yang hilang pada 4 Oktober 2019 lalu, akhirnya ditemukan oleh seorang nelayan dalam keadaan tidak utuh di Pantai Pulau Penambun Dusun Pulau Bawal, Desa Kendawangan, Kalimantan Barat, Sabtu (26/10).
Kabar tentang penemuan mayat tanpa kepala, tangan dan kaki itu pun terdengar sampai ke keluarga korban di Pangkalan Bun. Apalagi ciri-ciri pakaian dalam merek Tifa yang dikenakan korban dikenali oleh pihak keluarga.
Akhirnya keluarga korban melakukan penjemputan, dan Minggu (27/10) pagi, jenazah korban tiba di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Mendengar kabar itu, Bupati Kobar Hj. Nurhidayah mendatangi kamar jenazah bertemu dengan dokter forensik dan pihak keluarga korban.
Menurut Bupati Kobar, setelah dilakukan visum oleh ahli forensik dr. Eri Anto Tanjung, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Keluarga korban mengenali dua materi pada korban, yakni dari celana dalam yang dikenakan serta ciri pada tubuh korban.
“Sampai saat ini tengkorak kepalanya memang belum ditemukan. Semuanya kita serahkan kepada penyidik saja, apakah ini faktor pembunuhan atau kekerasan, biarlah pihak berwajib yang akan mencari kebenarannya,” kata Nurhidayah, usai melihat langsung kondisi korban di ruang jenazah RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Usai divisum, jenazah Subandrio alias Iban dibawa ke rumah duka di Jalan Perwira Gang Kenanga 4 RT 10 Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, dan kemudian dimakamkan di TPU Skip pada pukul 12.30 WIB.
Sementara itu, Kasat Polair Polres Kobar Iptu Herbet P Simanjuntak membenarkan pihaknya pada Sabtu (26/10) telah menerima laporan ada temuan mayat di Kalimantan Barat. Setelah dilakukan pemeriksaan forensik dan diperkuat dari keterangan pihak keluarga korban dengan pakaian dalam maupun tanda lahir, jenazah tersebut memang adalah Subandrio alias Iban.
“Sesuai keterangan dari ahli forensik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, setelah melakukan autopsi/visum terhadap korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” kata Herbet.
Sebelumnya diwartakan, 3 orang nelayan yang menggunakan KM Berkat Baroqah dinyatakan hilang kontak pada 4 Oktober 2019. Ketiga nelayan tersebut Subandrio alias Iban, Irwansyah alias Dondi, Sunarto alias Narto masih ada hubungan keluarga, dan merupakan warga Jalan Perwira Gang Kenanga 4 RT 10 Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Upaya pencarian dilakukan oleh tim gabungan, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan ada dugaan, ketiga nelayan itu dirampok. Pasalnya, mereka membawa uang Rp250 juta yang digunakan untuk membeli ikan.c-uli