PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kalangan DPRD Kalteng berharap, agar nilai-nilai terkait moral bisa diajarkan kembali. Khususnya terkait penggalakan, mata pelajaran yang berkaitan dengan akhlak serta moral anak didik. Hal itu disoroti Anggota Komisi III H Achmad Amur. Ia prihatin nilai-nilai tersebut belum digencarkan kembali.
”Tenaga pendidik harus kembali memperkenalkan lagi, kepada siswa nilai-nilai moral khususnya yang berkaitan dengan akhlak,” ujarnya kepada awak media, belum lama ini. Tentunya memperdalam dan menerapkan hal-hal yang terkandung, dalam pendidikan tersebut.
Dirinya tidak memungkiri, mata pelajaran keagamaan memberikan dampak yang positif bagi siswa, dalam meningkatkan keimanannya. Namun untuk akhlak, mesti dipertegas dengan bidang studi yang khusus dan benar-benar menitikberatkan, pada nilai-nilai tersebut.
Mantan Bupati Pulang Pisau dua periode tersebut menambahkan, ajaran itu sangat penting untuk diterapkan. Pasalnya saat ini hal-hal yang berkaitan dengan moral serta akhlak, sudah mulai memudar. Kondisi ini membuat seseorang, bisa saja menganggap wajar tindakan yang negatif. Akibatnya banyak yang terjerumus persoalan bersifat kriminalitas.
Sebut saja narkoba, miras, pelecehan seksual, perkosaan bahkan pembunuhan. Dikatakannya, tujuan dari penerapan bidang studi khusus akhlak, sangat diperlukan. Pasalnya, hal itu berkaitan dengan budi pekerti, serta tindakan yang sesuai dengan nilai Pancasila bahkan menyangkut sikap anak didik dari sisi positif.
Selain itu juga budaya, agama dan pendidikan yang baik. Didalam unsur pendidikan moral dan akhlak, bisa diketahui aturan serta norma-norma di masyarakat. Apa yang boleh dilakukan dan yang dilarang, semua sudah dijabarkan secara rinci dan baik dalam penerapan tersebut.
Ketika itu diwujudkan, bukan tidak mungkin dan secara langsung memberikan efek positif bagi anak, untuk mencerna pendidikan tersebut secara perlahan-lahan. Outputnya kedepan, jelas akan memberikan sikap serta perilaku yang baik pada anak, dalam menghindari hal-hal yang merugikan pribadi maupun orang lain.
“Anak usia dini akan berpikir dua kali, untuk melakukan perbuatan negatif, dan mempertimbangkan resikonya, ketika program semacam ini diterapkan secara gencar,” ujarnya mengakhiri. drn