Survei: Generasi Z Lebih Optimistis daripada Milenial

Tabengan.com – Generasi Z disebut-sebut bakal membawa angin segar bagi dunia kerja. Menurut survei, generasi ini juga lebih tahan di tempat kerja daripada kaum milenial yang lahir di kisaran 1982 hingga 1996.

Menurut survei yang dilakukan Korn Ferry, generasi Z membawa banyak optimisme dan punya banyak tujuan. Apalagi, generasi yang lahir pada 1997 hingga 2010 ini termasuk ke dalam angkatan kerja yang nantinya mendominasi pasar tenaga kerja.

Saat ini, Indonesia sedang memasuki era “ bonus demografi”, di mana proporsi jumlah penduduk usia produktif berada di atas dua pertiga dari jumlah penduduk keseluruhan. Hal ini didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang menyatakan bahwa era “ bonus demografi” akan dialami Indonesia pada periode antara 2020-2030.

Pada rentang tahun tersebut, jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedangkan 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif. Persentase ini akan semakin ideal saat memasuki masa puncak yaitu antara tahun 2028-2030.

Hasil survei ini menunjukkan dua pertiga responden percaya bahwa generasi Z lebih pede terhadap masa depan daripada generasi Y. Ada 53 persen responden menyebut generasi ini membawa lebih banyak motivasi ke tempat kerja dibandingkan dengan generasi milenial dan lebih dari 54 persen responden berpendapat bahwa Gen Z lebih menekankan pada apakah pekerjaan mereka memiliki tujuan.

” Gen Z lebih optimistis didukung dengan fakta bahwa generasi tersebut adalah generasi yang baru memasuki dunia kerja profesional dan mereka masih sangat bersemangat dan siap menghadapi segala tantangan yang akan muncul,” kata Principal Advisory Korn Ferry Indonesia, Melisa Soentoro, di Jakarta.

Melisa mengatakan, rasa optimisme itu berasal dari lingkungan, generasi Z tumbuh di lingkungan yang makmur.

“ Aspek lain yang juga mungkin mempengaruhi adalah faktor lingkungan yang membentuk pola pengasuhan tertentu. Kita telah melihat hampir satu dekade kemakmuran, yaitu era di mana Gen Z dibesarkan,” kata dia.

Bagaimana dengan Generasi Milenial?
Melisa mengatakan, generasi milenial memerlukan umpan balik yang konsisten. Mereka termotivasi oleh kepercayaan kepada para pemimpin dan peluang untuk tumbuh berkembang.

“ Oleh karena itu, para pemimpin perusahaan yang memahami perbedaan dalam beragam generasi dapat memupuk kolaborasi yang lebih besar di antara seluruh karyawan untuk mencapai keberhasilan perusahaan,” kata dia.

Jika melihat dari tekanan, 67 persen responden mengatakan generasi milenial lebih tertekan di tempat kerja daripada Z serta 58 persen responden menyebut milenial lebih termotivasi oleh gaji dan kompensasi dan 65 persen lainnya karena proses kenaikan karier yang cepat.

Selain itu di dalam survei, penilaian terhadap responden dilakukan untuk menentukan generasi mana yang lebih memiliki keseimbangan kerja dan kehidupan (work/life balance) dan mudah diajak bekerja sama.

“ Sangatlah penting bagi para pemimpin perusahaan untuk memahami apa yang memotivasi semua karyawan untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan mereka setiap hari dan untuk menciptakan budaya di mana semua karyawan merasa didukung dan dihargai,” kata dia.