Ekobis  

Pasokan Daging Ayam Potong Tersedot Ke Kalsel

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Melonjaknya harga daging ayam ras yang terjadi di Kota Palangka Raya selama dua minggu terkahir, disebabkan oleh meningkatnya permintaan umat muslim pada bulan maulid. Kondisi ini yang membuat banyak pasokan daging ayam tersedot ke wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Pada bulan maulid pasti permintaan daging ayam meningkat. Sepeti yang kita tahu Kalsel, terutama Banjarmasin merupakan salah satu kota dengan umat muslim terbanyak, saat-saat seperti ini banyak sekali perayaan,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalteng melalui Kabid Peternakan Paturrahman saat ditemui Tabengan, Senin (25/11).

Dikatakannya, serapan untuk daging ayam potong saat bulan Maulid paling tinggi ada di Kalsel dibandingkan Kalteng. Diperkirakan pascabulan Maulid harga daging ayam dipasaran akan kembali turun.

“Menurut kalender maulid kurang lebih akan selesai 10 hari lagi beban permintaan akan bekurang sehingga saya prediksi akan kembali turun,” jelasnya.

Patur menerangankan, berdasarkan data Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, peningkatan grafik baik permintaan maupun harga berada pada hari lebaran dan bulan maulid.

“Permintaan bulan lebaran dan maulid ini yang meningkat luar biasa, karena hampir semua umat muslim mengadakan acara hampir satu bulan lamanya. Namun, untuk tahun baru dan natal permintaan malah tidak terlalu tinggi permintannya,” bebernya.

Menurut Patur persediaanya daging ayam ptong bukan kurang, tetapi permintaan berada diatas ambang yang menyebabkan pasokan berkurang dan harga menjadi naik. Selain itu, melalui pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan terkait adanya pembatasan pembibitan atau pemangkasan kuota agar tidak terjadi over production.

“Beberapa bulan yang lalu hampir di seluruh Indonesia terjadi over produksi dan harga ayam dipasar sangat rendah sehingga membuat harga di peternak menjadi anjlok. Langkah ini diambil karena untuk meredam demo masyarakat di kalangan peternak,” ucapnya.

Ditambahkan lagi bahwa pada saat harga daging ayam dibawah Rp30 ribu per kilogram membuat para peternak merugi. “Kita kasih kesempatan bagi peternak untuk naik kembali, namun saya berkeyakinan untuk sedikit-sedikit akan turun,” sebut dia.

Hal ini disebabkan harga tinggi akan jenuh, sehingga pada saat hari natal maupun tahun baru harga tidak terlalu mahal. Hal itu berdasarkan pengalaman tahun lalu dimana harga juga tidak bergejolak sekali. sda