PULANG PISAU/tabengan.com – Tarung (44), warga Desa Manen Paduran, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau terpaksa menghabiskan masa-masa hidupnya dengan dipasung di kedua belah kakinya. Jika tidak dipasung, maka akan membahayakan warga desa setempat. Bahkan, pria tersebut nyaris menombak aparat Polsek Kecamatan Banama Tingang.
Sejak 2014 lalu, perubahan mental Tarung terlihat dan menunjukkan hal-hal aneh. Puncaknya pada 2015, kondisi mental Tarung makin beringas dan sempat akan membahayakan warga desa.
Kepala Desa (Kades) Manen Paduran Medianie, Sabtu (11/1), membenarkan di desanya ada satu orang warganya mengalami gangguan mental yang jika dibiarkan akan membahayakan warga sekitar.
“Kami pihak desa selalu berupaya untuk penanganan si Tarung, bahkan kami pihak desa pernah membawa ke Rumah Sakit Kalawa Atei, tapi pihak keluarga kurang merespons niat baik kami. Kami menghubungi Dinas Sosial bersama Rumah Sakit Kalawa Atei untuk menindaklanjuti si Tarung, tapi pihak keluarga tidak mau agar si Tarung ini dibawa ke Rumah Sakit Kalawa Atei,” ujar Medianie.
Medianie menuturkan, Tarung ini bukanlah warga asli Desa Manen Paduran. Di Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) beralamat di Desa Tahawa, Kecamatan Kahayan Tengah.
“Kenapa dia tinggal di Manen Paduran itu karena mengikuti keluarganya,” beber Medianie.
Diceritakan Medianie, sejak awal datang ke Manen Paduran, kondisi Tarung baik-baik saja, dan seluruh warga desa tidak melihat hal-hal aneh atau gelagat seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Tarung itu sudah memiliki istri dan 3 orang anak.
Sejak 2014 itulah, menurutnya kondisi Tarung mulai terlihat aneh. Puncaknya 2015 makin parah, dan 2 orang sempat menjadi korban oleh Tarung. Korban yang nyaris ditombak yakni anggota Polsek Banama Tingang yang sempat dikejar oleh Tarung. Beruntungnya petugas Polsek sempat melarikan diri.
“Nah selain Polsek yang nyaris ditombak oleh Tarung, ada warga dari Barito, waktu itu dia naik motor di jalan raya, tiba-tiba dihadang oleh Tarung di jalan, lalu si Tarung langsung menombak pengendara itu, tepat mengenai pusarnya atau di perut. Untung, tombaknya mengenai ikat pinggang dari kulit, sehingga korban mengalami luka ringan saja, tepatnya masuk kira-kira 1 sentimeter,” beber Medianie.
Berdasarkan inisiatif warga setempat dan pihak Pemerintahan Desa Manen Paduran, maka disepakati agar Tarung dibawa ke RS Kalawa Atei. Setelah dibawa ke RS, dua minggu kemudian kondisi Tarung dianggap membaik oleh pihak RS.
Setelah dianggap kondisi Tarung membaik, lanjutnya, maka ada kelegaan dari pihak keluarga dan warga desa setempat. Namun kondisi itu tidak bertahan lama. Tarung kembali parah dan bahkan kembali membahayakan masyarakat.
“Karena kambuhnya kondisi Tarung, maka kita mencoba untuk membawa dia lagi ke RS, namun pihak keluarga Tarung menolak untuk membawa ke RS. Dan sekarang dia terpaksa dipasung oleh keluarganya, takutnya bisa membahayakan warga sekitar,” beber Medianie.
Dengan kondisi Tarung yang tak kunjung membaik itu, tambah Medianie, istri dan 3 orang anaknya kembali ke kampung halamannya di Desa Tajungan, Kabupaten Gunung Mas. c-mye
