Tabengan.com – Ichard adalah sapaan akrab dari aktor yang satu ini, lahir di Bekasi 30 Juli 1998 dengan nama lengkap Richard Ivander Prima Jaya memulai debut kariernya sebagai pemeran utama pada sinetron Somad yang tayang di stasiun tv swasta 2013 lalu.
Menurut penuturannya kepada Tabengan, selain sebagai aktor, dirinya mengaku juga adalah seorang model dari sebuah majalah remaja terkenal sejak berusia 10 tahun pada 2012 sebelum namanya melambung di dunia akting dan profesi ini masih dilakoninya sampai sekarang.
Menjadi referensi untuk mengenal Ichard, tidak sedikit sinetron dan film layar lebar pernah diperankan oleh Ichard, di antaranya Somad (2013), Gajah Mada (2013), Tendangan si Madun Return (2014), Nacita (2016), Roman Picisan The Series (2017). Selain berprofesi sebagai seorang aktor pria yang sekarang berusia 22 tahun ini juga pernah menjadi bintang iklan.
Menurut Ichard, seni peran adalah hidupnya walaupun sebelumnya tidak pernah terbesit dalam pikirannya menjadi aktor. “Awalnya saya iseng saja mengikuti casting menjadi model di sebuah majalah remaja. Eh tanpa di sangka saya diterima. Begitu juga dengan casting menjadi bintang iklan, pemain di sinetron, aktor film semua mengalir begitu saja. Yah, mungkin inilah disteny saya yang dipercayakan Tuhan kepada saya, yang pasti saya hanya menjalankan apa yang sudah Tuhan takdirkan dan saya ingin menjadi seorang entertent yang baik,” katanya saat ditemui Tabengan, di Palangka Raya, pekan lalu.
Lantas saat adegan laga seperti di sinetron yang di bintanginya apakah sering mengalami insiden? Ichard menuturkan saat kita menonton sebuah adegan laga pada sebuah sinetron ataupun film sepertinya berjalan natural. Sebenarnya sering sekali saya mengalami cidera saat berakting. Tetapi karena tuntutan peran apapun harus diterima sebagai konsekwensi dan konsisten selain karena kontrak itu adalah tuntutan peran,” ungkapnya.
Dia juga bersyukur karena sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat menyenangi beberapa olah raga, di antaranya olah raga pourkur.
“Pourkur memang olah raga yang jarang sekali dipertontonkan atau diminati banyak orang. Tetapi karena saya menyukainya, saya mendapat manfaat dari olah raga ini. Contohnya saya melakukan lompatan dan solto ala actor di film mandarin dengan mudah, itu karena saya berlatih pourkur,” tambahnya
Menurutnya, saat berakting resiko cidera pasti ada baik ringan maupun berat, paling parah ia pernah mengalami beberapa kali kondisi hampir patah leher itupun karena saya bandel tidak mengikuti arahan dari instruktur saya.
Tetapi bila dipelajari secara benar sesuai petunjuk pelatih pasti akan mahir melakukan gerakan seperti yang dilakukan atlet pourkur profesional. “Selain olah raga pourkur saya juga berlatih basket dan pencak silat untuk mendukung profesi yang saya geluti,” kata Richard I Vander. sjs