PANGKALAN BUN/tabengan.com – Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun menggelar rapat persiapan ruangan dan antisipasi penanganan virus Corona. Dalam kegiatan itu hadir dari Dinas Kesehatan Kobar dan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Jumat (24/1).
Direktur RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Fahruddin mengatakan, rapat yang dilaksanakan oleh pihaknya menindaklanjuti surat dari Kementerian Kesehatan. Selain menyiagakan thermo scanner (alat pengukur suhu tubuh) di 135 pintu masuk negara, baik darat, laut, maupun udara, ada langkah lain yang juga telah dilakukan pihak Kemenkes, hal ini akan ditindaklanjuti oleh RS Sultan Imanuddin.
“Kita akan antisipasi terus menerus, mulai dari pintu bandara, dan melakukan edukasi kepada masyarakat, karena hal ini merupakan arahan Kemenkes yang harus kita lakukan dan perhatikan,” kata Fahruddin.
Menurut Fahruddin, sesuai arahan kementerian antisipasi yang dilakukan oleh pihaknya meliputi pemberian health alert card, edukasi dan informasi kepada masyarakat. Sudah disiapkan ruangan khusus/isolasi, tenaga dokter spesialis, perawat, analis, dan alat pelindung diri.
“Dalam kegiatan antisipasi ini juga kita akan bekerja sama lintas-sektor serta memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak kesehatan akibat virus tersebut. Kami ingatkan kepada masyarakat berlakulah hidup sehat, kalau batuk ya ditutup, kalau sedang flu ya pakai masker, jangan sampai menulari temannya,” imbaunya.
Fachrudin pun mengingatkan, bila nantinya didapati warga yang memiliki gejala seperti terkena paparan virus tersebut, diharapkan agar proses diagnosis dilakukan secara detail dan lengkap.
Termasuk menginformasikan riwayat perjalanan serta interaksi kepada pasien yang terjangkit harus dilakukan secara detail guna memastikan apakah pasien itu benar-benar terjangkit virus tersebut atau tidak.
“Langkah ini sangat penting agar nantinya justru tidak menimbulkan kesalahan diagnosis yang akan berujung pada kesalahan pada penyebaran informasi kepada masyarakat. Sebab dampak yang timbul dari penyakit ini tak hanya semata-mata pada aspek kesehatan semata, tetapi juga dapat berdampak pada aspek perekonomian negara,” ujar Fahruddin.
Hal utama, lanjut dia, adalah riwayat perjalanannya, itu sangat penting, atau kontak dengan siapa, itulah yang harus diketahui. Dirinya pun berharap agar penyakit itu tidak masuk ke Indonesia terutama di Kobar. c-uli