Kalteng Siaga Corona

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Virus Corona yang menewaskan puluhan orang di Wuhan, China, diduga telah menyebar ke sejumlah negara di dunia. Untuk mengantisipasi masuknya virus mematikan itu ke Indonesia, khususnya wilayah Kalimantan Tengah, berbagai upaya telah dilakukan. Pelabuhan, bandara, dan rumah sakit dalam kondisi siaga.

Siswanto, Eksekutif General Manager PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya, mengatakan, pihaknya telah memasang Thermal Scanner, alat pemantau suhu panas tubuh manusia, di area kedatangan Bandara Tjilik Riwut.

Selain pemasangan Thermal Scanner di area kedatangan penumpang, petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) juga telah bersiap-siap melakukan monitoring dan pemeriksaan terhadap penumpang yang datang di Bandara.

“Melalui alat Thermal Scanner, suhu badan yang tidak normal dari penumpang yang baru pulang dari luar negeri dapat terdeteksi dalam rangka antisipasi,” kata Siswanto kepada Tabengan, Minggu (26/1).

Siswanto menambahkan, sejauh ini lalu lintas penerbangan dari mancanegara masih dalam kondisi normal. Kendati demikian, kewaspadaan tetap menjadi prioritas Angkasa Pura II dalam mengantisipasi dan mencegah virus Corona menyebar ke wilayah Indonesia, khususnya Kota Palangka Raya.

Terpisah, Kepala Bandara H Asan Sampit Havandi Gusli mengatakan, antisipasi dan pengawasan virus Corona sudah dilakukan di bandara oleh KKP Sampit.

Sementara itu, informasi Sampit menjadi salah satu dari 19 daerah yang diperketat pengawasannya oleh Kementerian Kesehatan, membuat was-was warga setempat. Sejumlah warga Sampit bahkan langsung menyiapkan masker atau penutup hidung, jika bepergian keluar rumah.

“Ya cukup takut juga apalagi Sampit ditetapkan sebagai daerah yang pengawasannya diperketat. Selain menggunakan masker, saya juga mengonsumsi multivitamin,” tutur Sari (34), warga Kecamatan MB Ketapang.

Kepala KKP Kelas III Sampit Agus Yordani mengemukakan, perlu pengawasan lebih ketat di pelabuhan laut karena ada kapal langsung dari China yang masuk ke Sampit.

“Pengawasan kita lakukan kepada anak buah kapal (ABK), karena ada kapal langsung dari China yang masuk ke Sampit, termasuk juga di Pelabuhan Pangkalan Bun,” ungkapnya, Minggu.

Diungkapkan Agus, kapal yang datang dari China membawa hasil tambang berupa nikel. China mengambil biji nikel dari wilayah Kalteng melalui Pelabuhan Sampit. Dari data yang mereka miliki di tahun 2020 ini ada sebanyak 4 kapal China yang masuk dengan jumlah 63 orang ABK. Sementara di tahun 2019 ada 23 kapal dengan jumlah 483 ABK.

“Hasil pantauan sementara belum ada yang terkena (Corona), namun kita terus waspada terhadap kedatangan kapal dari China ini,” tuturnya.

Siapkan Ruang Isolasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit dan RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun menyiapkan ruang isolasi untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di wilayah itu.

Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Denny Muda Perdana mengungkapkan, meski belum maksimal, pihaknya sudah menyiapkan ruangan isolasi jika ada warga yang terdeteksi ataupun dicurigai terserang virus Corona.

“Kita (RSUD) sudah siaga dengan penyebaran virus itu. Kami sudah siapkan satu ruangan isolasi dan juga tim khusus, baik dokter maupun perawat. Jika terjadi kasus, kita sudah siap,” ujarnya kepada Tabengan, Minggu.

Meski hanya ada satu ruangan isolasi, namun menurutnya ruangan tersebut cukup menampung 2-3 pasien. Diungkapkan dr Denny, penanganan penderita yang terjangkit virus Corona tak sama dengan pasien lainnya. Diperlukan penanganan khusus di ruang isolasi.

Saat ini pihaknya tengah memperkuat koordinasi internal RSUD terkait upaya siaga virus Corona. Namun, ia memastikan bahwa RSUD dr Murjani akan maksimal menyiapkan hal tersebut, termasuk jika terjadi kasus.

Direktur RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Fahruddin mengatakan, rapat yang dilaksanakan oleh pihaknya menindaklanjuti surat dari Kementerian Kesehatan. Selain menyiagakan alat pengukur suhu tubuh di 135 pintu masuk negara, baik darat, laut, maupun udara, ada langkah lain yang juga telah dilakukan pihak Kemenkes, hal ini akan ditindaklanjuti oleh RS Sultan Imanuddin.

“Kita akan antisipasi terus menerus, mulai dari pintu bandara, dan melakukan edukasi kepada masyarakat, karena hal ini merupakan arahan Kemenkes yang harus kita lakukan dan perhatikan,” kata Fahruddin.

Menurut Fahruddin, sesuai arahan kementerian antisipasi yang dilakukan oleh pihaknya meliputi pemberian health alert card, edukasi dan informasi kepada masyarakat. Sudah disiapkan ruangan khusus/isolasi, tenaga dokter spesialis, perawat, analis, dan alat pelindung diri.dsn/c-may/c-uli