PALANGKA RAYA/tabengan.com – Wabah virus Corona yang menjangkiti warga di Wuhan, China dan menyebar hingga beberapa negara Asia seperti Thailand, Malaysia dan Singapura membuat kekhawatiran banyak kalangan. Termasuk Pemerintah Indonesia hingga Pemerintah Kalteng pun mempersiapkan diri dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran wabah virus tersebut.
Dokter Hewan Nina Ariani dari Dinas Peternakan Provinsi Kalteng, saat dikonfirmasi Tabengan, Selasa (28/1), mengatakan, sejauh ini belum ada kepastian, baik dari WHO atau lembaga kesehatan dunia yang menyebutkan secara spesifik sumber penyakit Corona berasal dari hewan kelelawar. Bahkan, Kemenkes dan Kementan belum ada pernyataan tegas.
“Kelelawar punya daya lintas yang jauh. Terkait kemampuan kelelawar membawa beberapa bibit penyakit seperti rabies memang perlu diwaspadai. Tetapi untuk yang satu ini masih disinyalir, belum ada pernyataan tegas mengenai sumbernya,” jelasnya.
Lebih lanjut Nina mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dan membuat surat kepada Satpol PP, BKSDA dan pihak yang lain untuk menertibkan pedagang hewan liar, seperti yang ada di Jalan Willem AS Kota Palangka Raya.
“Kita surati Satpol PP dan BKSDA untuk menertibkan pedagang dan pengedaran perdagangannya. Sudah ada instruksi, jika nanti benar positif kami akan adakan pemeriksaan dengan Balai untuk pengambilan sampel,” ujarnya.
Sedangkan BKSDA Provinsi Kalteng melalui Kasubag TU, Handi Nasoka mengatakan, instruksi tentang penertiban hewan kelelawar yang dijual di sekitar Jalan Willem AS sebenarnya di luar tupoksi dari BKSDA. BKSDA sebatas menertibkan perdagangan hewan yang dilindungi.
Namun, pihaknya hanya dapat mengimbau agar masyarakat untuk sementara ini tidak mengonsumsi hewan liar seperti kelelawar, ular, dan hewan liar lainnya.
“Terkait satwa liar di Kalteng yang dikonsumsi seperti kelelawar belum ada regulasinya karena tupoksi BKSDA terkait satwa dilindungi. Kelelawar dan peredarannya tidak masuk dalam tupoksi kita,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya drg. Andjar Hari Purnomo saat dijumpai di ruang kerjanya mengatakan, terkait wabah virus Corona intinya dalam menyikapi persoalan itu perlu secara proporsional.
“Terkait kasus ini sudah ada protap (prosedur tetapnya) dari Kemenkes RI dan telah disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia. Waspada memang perlu, tetapi tidak perlu terlalu panik,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pemeliharaan individu itu sangat penting. Menjaga kondisi tubuh masing-masing dengan gizi seimbang, imunitas tinggi, kondisi fit agar virus tidak mudah menyerang.
Seperti menghindari kontak langsung dengan terduga sakit dengan memakai masker ketika di tempat umum, menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin serta mencuci tangan.
“Mencuci tangan memang kelihatan sederhana. Tetapi dengan mencuci tangan adalah cara yang paling efektif membunuh kuman. Mencuci tangan dengan sabun kurang lebih 20 detik dengan air yang mengalir atau dengan cairan bebahan dasar alkohol 70 persen adalah cara pencegahan yang paling sederhana,” katanya.
Ditambahkan, di tingkat rumah sakit seperti di RSUD Doris Sylvanus dan RS Kota juga telah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Jika dirasa masih kurang, prosedur rujukan juga telah dipersiapkan agar semua diharapkan berjalan lancar dan tidak ada kendala. dsn