PALANGKA RAYA/tabengan.com – Dalam pelaksanaan kunjungan dalam daerah, kalangan DPRD Kalteng menemukan berbagai persoalan maupun kendala di lingkup masyarakat. Salah satunya seperti jajaran Komisi III yang belum lama ini, melaksanakan kunjungannya ke Kabupaten Katingan.
Wakil Ketua Komisi III Hj Siti Nafsiah menuturkan, ada informasi sekaligus keluhan yang berkaitan dibidang pendidikan. Disebutkannya, salah seorang mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (UPR) bernama Arifia Pratiwi Nugrahaeni, kesulitan membayar UKT perkuliahan.
“Di semester ke 2 ini, Arifia mesti membayar UKT sebesar Rp15 juta dan kesulitan karena keterbatasan dana,” ujarnya didampingi Sekretaris Komisi III Kuwu Senilawati, belum lama ini. Yang memprihatinkan, ujarnya, Arifia sendiri merupakan anak yang pintar sekaligus berprestasi. Di 2019 silam, anak tersebut sebagai lulusan dengan nilai UNBK terbaik se-Kalteng. Dirinya cukup terharu, karena Arifia datang dari pelosok Kalteng di Tumbang Samba dan rela meninggalkan desanya, demi pendidikan yang lebih tinggi.
Terkait itu, pihaknya menceritakan dimana awalnya Arifia ditawarkan, untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran UPR. Bahkan dijanjikan akan dibiayai, terkait uang semester dan lainnya. Sayangnya hal itu belum terealisasi dimana semester berikutnya, Arifia belum mampu membayar jumlah UKT dengan besaran tersebut.
“Harapan kita, ini jangan dibiarkan. Pemprov harus memperhatikan, dimana perlunya pemberian beasiswa full,” ujar wakil rakyat dari Dapil I yang meliputi Palangka Raya, Katingan dan Gunung Mas tersebut. Intinya bukan soal membantu biaya hidupnya, namun penggratisan biaya pendidikannyalah yang sangat diperlukan.
Masalah yang terjadi saat ini, ucapnya, akibat tidak mampu membayar biaya tersebut, membuat Arifia terpaksa ingin berhenti dari Fakultas Kedokteran UPR. Bahkan ada rencana, dirinya akan pindah ke fakultas lain. Maka untuk itu diharapkan, janji pembiayaan pendidikan Arifia, bisa dipenuhi. Terkait itu, memang pihaknya menyampaikan langsung ke dinas teknis, agar nantinya bisa disampaikan juga kepada pihak pemprov terkait.
Sementara itu Sekretaris Komisi III Kuwu Senilawati juga sangat menyayangkan, apabila masalah ini tidak mendapat tindaklanjut. Terkadang, ucap dia, di Indonesia masih terjadi sebuah fenomena, dimana orang-orang pintar dan cerdas, ilmunya tidak termanfaatkan dengan baik. Bahkan terindikasi individunya yang dibuang dan tidak digunakan. “Fenomena ini yang jangan sampai terjadi. Sangat disayangkan kalau anak secerdas ini, tidak diperhatikan. Arifia ini padahal juga ditawarkan beasiswa di Jawa,” kata Legislator dari Fraksi Gerindra tersebut. Ironisnya Arifia warga Kalteng tersebut memilih di UPR, dan saat ini malah kesulitan membayar biaya pendidikannya.drn