Pendidikan Gratis Perlu Digencarkan

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Berbagai ragam keinginan dan harapan masyarakat disampaikan, kepada kalangan DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng). Sektor yang kerap mendapat perhatian seperti pendidikan di pedesaan, dimana kerap terkendala sarana prasarana (sarpras) hingga minimnya jumlah guru.

Menurut wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) I, meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas (Gumas) Andina Theresia Narang, usulan semacam itu diserap pihaknya, ketika melaksanakan kunjungan kerja dalam daerah belum lama ini. Sebut saja seperti di Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan, yang mengharapkan jenjang pendidikan dari SD, bisa ditingkatkan menjadi SMP satu atap.

“Mereka menginginkan anaknya melanjutkan ke SMP, karena apabila tanpa adanya itu banyak siswa yang bisa putus sekolah,” ujarnya disela-sela rapat kerja belum lama ini.

Andina menambahkan, persoalan tidak dilanjutkannya jenjang pendidikan tersebut, ucapnya, kerap ditemui di pedesaan pinggiran sungai. Politisi dari Partai PDI Perjuangan tersebut menuturkan dimana dari diskusi bersama masyarakat, persoalan ekonomi masih menjadi kendala utama dalam memaksimalkan pendidikan. Kebanyakan, ucap dia, warga yang anaknya menginginkan lanjut kejenjang SMP, maka harus mengecap pendidikan tersebut ke kecamatan ataupun kabupaten.

Sayangnya, ucap dia, tidak semua dari warga di wilayah tersebut, bisa mewujudkan keinginan melanjutkan pendidikan ke SMP. Pasalnya hanya mereka yang mampu, untuk bisa mewujudkan harapan tersebut. Sementara yang mengalami persoalan ekonomi atau belum mampu, terpaksa harus putus sekolah.

“Kondisi ini yang cukup memprihatikan, maka kita berharap digencarkanya program pendidikan gratis di pedesaan. Ini sangat penting, dimana anak-anak di desa juga memiliki hak dalam mengecap pendidikan,” ujar wanita murah senyum tersebut.

Selain itu yang juga harus dilihat keinginan serta antuasias anak-anak untuk bersekolah di wilayah itu sangat tinggi. Artinya akan sangat disayangkan apabila persoalan semacam ini tidak mendapat tindaklanjuti positif, dalam upaya menunjang pendidikan anak-anak di pelosok pedesaan. Ironisnya keinginan tersebut terkadang kandas bahkan terkendala faktor ekonomi yang mendera sebagian masyarakatnya, dalam memperoleh pendidikan. drn