PANGKALAN BUN/tabengan.com – Makin meluasnya penyebaran Covid-19 di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten Kotawaringin Barat, membuat masyarakat yang berpenghasilan rendah makin menjerit. Pasalnya, badai Covid-19 ini telah memorak-porandakan perekonomian masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap.
Seperti yang dialami Syamsul Arifin, penjual pentol bakso di samping Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kobar itu hanya bisa pasrah karena hasil penjualannya menurun drastis hingga 50 persen.
“Sampai kapan masalah virus Corona ini berakhir? Sekarang sepi. Untuk makan saja sudah sangat bersyukur, tapi kalau begini terus payah juga, saya kan harus membiayai anak sekolah, meski ada larangan dari pemerintah keluar rumah, saya ini nekat tetap jualan karena kalau libur mau makan apa kami sekeluarga?” kata Syamsul Arifin kepada Tabengan, Rabu (8/4/2020).
Syamsul Arifin yang tinggal di Jalan Ahmad Wongso Gang Itik, sejak tahun 2008 sudah berbisnis jualan pentol keliling. Jika pagi hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB berjualan di samping Kantor Disdukcapil Kobar, kemudian dilanjutkan keliling dari gang ke gang.
“Sebelum adanya Corona ini pendapatan saya bisa mencapai Rp900 ribu kotor, sekarang hanya Rp400.000. Karena sebelum ada Corona saya giling daging sapi 5 Kg itu pasti habis, sekarang ini daging sapi 2 Kg saja sehari tidak habis. Mau sampai kapan ini, makin lesu perekonomian,” ujar Syamsul dengan penuh keprihatinan.
Apalagi, kata Syamsul, sejak Kantor Disdukcapil Kobar mulai memberlakukan layanan melalui jaringan internet, sehingga tidak ada masyarakat yang datang ke kantor tersebut.
Diakuinya, harga daging sapi saat ini masih stabil Rp130 ribu/Kg, tetapi harga yang lainnya mengalami kenaikan, seperti harga cabai rawit sekarang Rp60 ribu/Kg awalnya hanya Rp30 ribu/Kg. Belum lagi harga bawang merah dan bawang putih. Dan yang lebih prihatin lagi harga gula pasir mencapai Rp22 ribu/Kg. c-uli