Tabengan.com – Dulu dikenal sebuah istilah “buku adalah jendela dunia”. Sebab dengan membaca buku, masyarakat akan memperoleh wawasan dan ilmu. Sehingga buku banyak diminati oleh seorang yang gemar membaca dan usaha toko buku pun cukup menjanjikan.
Namun sejak memasuki era digital dalam memenuhi hasrat menambah wawasan dan ilmu, seseorang lebih banyak menggalinya melalui fasilitas internet. Secara perlahan namun pasti, jenis usaha toko buku pun memasuki masa kelam.
Lanny Tjan, seorang pelaku usaha toko buku mengatakan bahwa sudah beberapa waktu belakangan ini toko buku rohani miliknya mengalami penurunan omzet.
“Toko buku menjadi sulit, CD lagu juga banyak tidak laku. Karena banyak yang download,” bebernya pemilik toko buku rohani di Jalan Rajawali kepada Tabengan, Sabtu (30/5).
Apalagi ditambahkan dia, semenjak wabah Covid-19 sejak bulan Maret 2020 lalu pendapatan dari menjual buku menurun. Namun demikian masih ada perlengkapan ibadah yang tetap di cari warga.
“Puji Tuhan, karena yang namanya toko buku rohani, tidak hanya menjual buku saja tapi ada juga alat-alat perlengkapan liturgi. Alkitab masih laku, juga hiasan dinding. Paling sering dicari selain Alkitab, anggur perjamuan yang pasti. Karena tiap bulan pasti ada gereja-gereja yang memerlukan,” imbuhnya.
Lanny menambahkan untuk saat ini kemungkinan banyak orang lebih berorientasi membeli makanan dan perlengkapan untuk menjaga kesehatan selama wabah corona.
“Karena saat ini banyak yang orientasinya untuk makanan juga menjaga kesehatan. Oleh karena itu kami mulai beralih menjual hands sanitizer sesuai kebutuhan pada kondisi saat ini. Dari dulu kami juga ada makanan ringan atau camilan, kami tertolong dari camilan itu. Banyak yang beli, dari 60 item camilan tersisa 20 item,” tutup Lanny. dsn