Hukrim  

Sudah Dioperasi, Bocah Korban KDRT Kembali ke Sampit

Tangis haru datuk LS, Rusmiati ketika menyambut kedatangan LS di rumah aman LSM Lentera Kartini Sampit Sabtu (29/8/2020) sore . (Maya Selviani)

SAMPIT/tabengan.com – LS (6) bocah korban kasus Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ibu kandung dan kekasihnya telah kembali ke Sampit setelah menjalani penanganan medis di Rumah Sakit Pambelum di Palangka Raya.

LS (6) datang ke Sampit menggunakan mobil ambulans Polres Kotim dan langsung disambut oleh para pendamping yakni Kepala DPPPAPPKB Kotim Ellena Rosie dan sejumlah anggota LSM Lentera Kartini di rumah aman LSM Lentera Kartini di Kompleks Grand Akasia Sampit, Sabtu (29/8/2020).

Kepala DPPAPPKB Kotim Ellena Rosie mengungkapkan, LS mendapatkan penanganan medis tindakan operasi untuk kondisi tangannya yang mengalami patah tulang. Setelah dioperasi, kondisi LS terus menerus menunjukkan perkembangan yang baik.

“Anak ini sudah mulai membaik, luka dan lebamnya sudah mulai berkurang. Makannya pun sudah mulai normal kata keluarganya yang merawat LS makan sampai nambah dua kali,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Rosie, LS sudah mulai aktif bermain dengan beberapa saudara sebayanya yang menjenguk. Menurutnya, hal itu sangat membantu memberikan efek positif terutama dalam hal pemulihan psikologis korban. Pasca-operasi, diinformasikannya LS masih akan menjalani perawatan serta terapi dari tenaga kesehatan di Rumah Sakit dr Murjani Sampit.

“LS masih harus menjalani perawatan paska operasi termasuk meminum obat-obatan. Alhamdulillah LS anak yang kuat dan juga tidak rewel sehingga untuk proses pengobatannya tidak ada kendala,” ungkapnya.

Kemudian salah satu anggota LSM Lentera Kartini Nurul Chasanah menambahkan, LS saat ini masih berada di rumah aman LSM Lentera Kartini. Sebab LS masih akan mendapatkan pendampingan dari psikolog untuk pemulihan kondisi psikologis korban paska terjadinya kasus KDRT. Memang diakuinya jika dilihat sekilas saat ini kondisi LS sudah terlihat jauh lebih baik namun kondisi psikologisnya harus tetap dipulihkan. Apalagi pelaku KDRT dalam kasus ini merupakan ibu kandung. Tentunya sangat berdampak besar terhadap mental korban.

“Apalagi berdasarkan pengakuan keluarga yang merawat LS kerap mengigau saat tidur dan kemudian menangis. Hal ini yang sedang kami upayakan kami tangani. Setidaknya korban bisa lebih tenang dan meleburkan trauma yang dialami,” tuturnya.

Tokoh Nasional Hendak Adopsi LS
Sementara itu empati warga terhadap LS terus mengalir. Sejumlah bantuan dari instansi, pribadi maupun dari komunitas terus berdatangan untuk LS. Termasuk dari tokoh nasional Naniek S Deyang yang menyatakan di media sosial pribadinya, ingin mengadopsi LS dan memboyongnya ke tempat tinggalnya di Jakarta. Menyikapi hal itu, datuk LS , Rusmiati mengakui banyak warga yang hendak mengadopsi. Tidak hanya orang lokal namun juga orang dari luar daerah.

“Saya hormati niat baik mereka. Artinya banyak yang bersimpati dan sayang dengan LS. Namun hingga saat ini kaki dari keluarga tidak ada memutuskan apapun terkait hal ini,” ujarnya.

Terlebih menurut Rusmiati, selepas perawatan dan pemulihan, LS akan ikut tinggal dengannya. Sehingga otomatis ia dan suaminya akan merawat tumbuh kembang LS. Ia mengaku meski hidup seadanya ia dan suami sanggup merawat LS dengan baik.

“Meski hidup seadanya suami saja hanya tukang ojek dan saya ada usaha warung kecil-kecilan dirumah namun saya akan tetap berusaha mengurus dan merawat LS dengan baik,” tuturnya. c-may