Keluarga Korban Longsor Tambang Ikhlas Evakuasi Dihentikan

PERIKSA LUBANG- Tim Basarnas ketika melakukan pemeriksaan kondisi lubang tambang yang di dalamnya masih ada 7 korban belum berhasil dievakuasi. TABENGAN/YULIANTINI

PANGKALAN BUN/TABENGAN.COM– Bertempat di Kantor Kecamatan Arut Utara, 3 orang perwakilan keluarga korban kecelakaan kerja di lokasi tambang RT 06 Dusun Sungai Seribu, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, setuju untuk menghentikan proses evakuasi 7 korban yang masih tertimbun di dalam lorong tambang.

Pernyataan dari perwakilan keluarga korban, disaksikan Camat Arut Utara M Iksan, Danramil Pangkut Kapt M Yunus dan Wakalpolsek Arut Utara, Sabtu (21/11/2020) malam. Ketiga orang perwakilan dari keluarga korban yakni Misnawi, Aep Saepuloh dan Hendry. Ketiganya merupakan warga dari Jawa Barat.

Camat Arut Utara M Iksan mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan di dalam lubang tambang yang dilakukan oleh Tim Basarnas, secara teknik sangat tidak memungkinkan lagi untuk dilanjutkan evakuasi 7 orang korban yang masih berada di dalam lubang.

“Atas hasil pemeriksaan Tim Basarnas yang menerjunkan langsung ke dalam lubang pada Sabtu siang, evakuasi tidak bisa dilanjutkan, kemudian kami pun memanggil pihak perwakilan keluarga korban untuk menyampaikan apa yang terjadi. Dan alhamdulillah pihak keluarga telah sepakat untuk dihentikan,” kata M Iksan, Sabtu malam.

Mewakili keluarga, Misnawi membacakan surat pernyataan yang isinya pihak keluarga setuju dihentikannya kegiatan evakuasi atau penyelamatan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD TNI/Polri dan Pemerintah Kobar. Karena adanya terpal yang menggelembung menghalangi untuk kegiatan evakuasi dan dikhawatirkan akan pecah yang menyebabkan air, lumpur, material batu dapat mengakibatkan korban baru, dan tidak memungkinkan tim dapat menyelamatkan diri.

Pihak keluarga juga tidak menuntut secara hukum kepada semua pihak yang terkait, seperti Pemkab Kobar, Basarnas, TNI/Polri atas dihentikannya kegiatan evakuasi. Pihak keluarga menerima dengan ikhlas bencana atau kecelakaan kerja ini sebagai suatu musibah.

 

Evakuasi Akan Dilanjutkan

Meski perwakilan keluarga korban kecelakaan kerja tambang telah menyatakan menerima dan ikhlas untuk dihentikan evakuasi terhadap 7 korban yang kini masih tertimbun di dalam lubang tambang, namun Tim Basarnas tetap akan mengupayakan untuk bisa mengevaluasi.

Kepala Kantor Basarnas Palangka Raya Haryadi mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Bupati Kobar Hj Nurhidayah yang dihadiri Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah, Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah, Dandim 1014 Pangkalan Bun, Kajari, BPBD, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kobar, tim gabungan tetap akan melanjutkan evakuasi terhadap 7 korban yang kini masih ada di dalam lubang tambang di Dusun Sungai Seribu RT 06 Kecamatan Arut Utara.

“Sabtu (21/11/2020) malam kami menggelar rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Ibu Bupati. Dalam rapat tersebut kami sampaikan hasil pemeriksaan di dalam lubang tambang, sebab meski sangat tidak memungkinkan, karena kondisi di dalam lubang sangat berbahaya, namun demikian, kami tetap akan melanjutkan hingga 4 hari ke depan,” kata Haryadi, Minggu (22/11/2020).

Haryadi menjelaskan, pada Sabtu, Tim Basarnas telah menurunkan 1 orang ke dalam lubang dengan menggunakan teknik tactical yang dilengkapi peralatan keselamatan tim. Saat itu tim hanya mampu menembus lubang di kedalaman 18 meter.

“Kendalanya, lubang utama yang berbentuk vertikal berdiameter hanya 80 Cm, sementara kedalaman dasar lubang mencapai 60 meter, kemudian membentuk lubang berbentuk horizontal dengan sepanjang 35 meter, dan masih banyak lagi lubang-lubang di dalamnya. Lubang itu bekas galian tambang yang lama,” kata Haryadi.

Menurutnya, posisi 7 korban yang belum berhasil dievakuasi berada di lubang horizontal, dan kendala untuk mencapai titik lokasi 7 korban, lubang semakin dalam semakin mengecil, sehingga kesulitan tim untuk menjangkau para korban.

Sementara, kondisi lubang horizontal itu tertutup oleh vertikal dari luapan air saat kejadian kecelakaan kerja, seperti batu dan lumpur. Para pekerja yang saat itu tengah asyik melakukan aktivitas di dalam lubang, tidak menyadari bahaya bekas lubang-lubang yang lama, begitu mereka melakukan battle, maka terjadilah banjir di dalam lubang tersebut.

“Kami tetap mengupayakan untuk evakuasi dengan menganalisis di lapangan, serta kami meminta keterangan 2 orang korban yang selamat. Namun, hingga saat ini kedua orang itu masih trauma, sehingga kami belum bisa minta keterangan detail,” ujar Haryadi. c-uli