Warga Pulpis 18 Tahun Pelihara Buaya

SERAHKAN BUAYA- Swady saat menyerahkan Tengot, buaya peliharaannya ke BKSDA Kalteng. TABENGAN/M YAKIN

PULANG PISAU/TABENGAN.COM– Buaya kodok bernama Tengot sepanjang 4 meter, berat 1 ton dan diameter 85 cm dirawat oleh Swady (59), salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis). Setelah 18 tahun merawat buaya, warga perumahan di Jalan Abel Gawei/Rey 2 itu akhirnya menyerahkan secara resmi ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, Kamis (1/4/2021).

Swady menuturkan, buaya kodok yang ia rawat ini sejak masih kecil pada 2004 lalu dengan menggunakan kolam kecil di area rumahnya. Makin lama makin besar dan akhirnya ia membuatkan kolam cukup besar berukuran 6×9 meter hingga buaya itu besar sampai sekarang.

“Betul, Tengot (nama buaya yang dibuat pemilik) kita serahkan ke BKSDA untuk dirawat karena ini binatang dilindungi. Saya juga mau pensiun dari tempat bekerja dan mau menetap di Palangka Raya, maka kita serahkan agar dirawat oleh BKSDA,” kata Swady saat dibincangi Tabengan, Jumat (2/4).

Sebagai perawatan khusus, Swady memberikan pakan 3 bulan sekali kepada buaya tersebut. Sekali makan rata-rata 10 kilogram daging. Karena memasuki masa pensiun dan kadang bolak-balik Pulpis-Palangka Raya, maka ia menyerahkan secara resmi ke BKSDA.

“Sangat tepat saya rasa buaya dirawat di BKSDA, sebab saya sebentar lagi purnatugas dan ingin menetap di Palangka Raya. Nantinya saya khawatir menjadi tidak terurus,” terangnya.

Selama 18 tahun merawat buaya, Swady mengaku sangat paham dan tahu betul karakter peliharaannya. Bahkan, kapan buayanya mau makan atau sudah merasa lapar, maka buayanya memberikan isyarat kepada majikannya.
“Dia sangat paham sama saya dan saya pun tahu sama dia. Jika dia merasa lapar, maka akan memberikan isyarat kepada saya, seperti dia berdiri dan menghempaskan air dengan ekornya, atau ia menjatuhkan badannya ke air, itu tandanya dia lapar,” cerita Swady seraya berterima kasih buaya telah diterima BKSDA.

“Dulu dia itu saya dapat dari nelayan yang menjaring ikan. Masuk ke jaring nelayan di Pangkoh. Daripada dibunuh, maka saya yang berniat untuk merawatnya dan sampai sebesar sekarang,” katanya lagi. c-mye