PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM – Polda Kalteng menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan ‘Strategi Membangun Kerja Sama Antar Organisasi Masyarakat Adat untuk Mencegah Terjadinya Konflik Sosial di Kalimantan Tengah, Rabu (15/9).
Dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di Aula Tulip Hotel Aurilla Palangka Raya, FGD tersebut dihadiri oleh sejumlah narasumber seperti Kaban Kesbangpol Kalteng Katma F Dirun, Wakil Dekan Bidang Akademik Fisip UPR Dr Jhon Retei Alfri Sandi, M.Si, Sekretaris FKUB Ridwan Syahrani, dan Kabag Ops Polresta Palangka Raya Kompol Aris Setiyono, SH.
Sedangkan sejumlah Ormas Adat yang hadir diantaranya DAD Kalteng, Gerdayak Kalteng, Fordayak Kalteng, Peperdayak Kalteng, Kerukunan Bubuhan Banjar, Pakuwojo, Lembur kuring, Kerukunan Masyarakat Batak, Ikatan keluarga Sulsel, Ikatan keluarga Sriwijaya dan Yayasan Sayo Sakato, serta jajara Subdit Politik Ditintelkam Polda Kalteng.
Acara tersebut dibuka dengan sambutan oleh Dirintelkam Polda kalteng yang disampaikan oleh Kasubdit Politik Ditintelkam Polda Kalteng AKBP Yoyo Roswandi. Ia mengatakan, kegiatan FGD tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar ormas agar terjalin hubungan yang harmonis antar Polda Kalteng dengan stakeholder terkait.
“Kita ketahui bersama jika situasi kondisi terkini ada beberapa pokok permasalahan yang sering kita temui. Seperti permasalahan perselisihan atau konflik internal maupun konflik external ormas adat. Sehingga forum diskusi ini penting guna mencegah adanya distraksi di masyarakat,” ujar AKBP Yoyo Roswandi.
Oleh sebab itu, lanjutnya, sejumlah hal yang harus menjadi perhatian seluruh pihak adalah memupuk terus koordinasi dengan pemangku kepentingan antar sesama ormas adat, untuk bekerja sama sesuai tugas dengan profesional dalam rangka menjaga stablilitas kamtibmas.
Kemudian dahulukan penyelesaian yang bersifat kekeluargaan apabila terjadi permasalahan/konflik serta cegah tindakan yang mengedepankan main hakim sendiri maupun kekerasan, dan memelihara terus hubungan persaudaraan dan silaturahmi seluruh masyarakat guna meningkatkan ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai permasalahan.
“Kita harus menghilangkan rasa ego sektoral di antara kita, serta menepis rasa fanatisme yang berlebihan guna meminimalisir dan menghindari perselisihan. Para tokoh masyarakat yang tergabung dalam ormas adat di Kalteng diharapkan dapat berperan besar untuk mengajak cara pandang masyarakat jika mengetahui suatu permasalahan,” tukasnya.
Sementara itu Kabag Ops Polresta Palangka Raya Kompol Aris Setiyono dalam paparannya mengenai peran Polri dalam pencegahan konflik sosial di Provinsi Kalteng, menjelaskan penyebab konflik sosial yang umum terjadi antara lain adanya perbedaan pendirian dan perasaan antar individu, perubahan sosial yang terlalu cepat, perbedaan kebudayaan dengan dipengaruhi pola pikir, dan benturan kepentingan antar individu.
“Penanganan konflik sosial itu meliputi identifikasi, pencegahan, penghentian maupun pemulihan,” sebutnya.
Secara umum, lanjut Kompol Aris Setiyono, strategi pihaknya dalam pencegahan konflik meliputi memelihara kondisi damai dalam masyarakat, mengembangan sistem penyelesaian perselisihan secara damai, meredam potensi konflik, membangun sistem peringatan dini, penghentian kekerasan fisik, penyelamatan dan perlindungan korban, membatasi perluasan area dan mencegah terulangnya konflik. rgb