(Oleh: Ev. Samuel Amy S.Th)
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di Sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di Sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.(Mat 6:25-34)
Tiga kali Yesus mengulang ucapan-Nya, janganlah kuatir (ay. 25,31,34). Kekuatiran yang dilarang dalam diri kita adalah kekuatiran atas makanan, minuman dan pakaian. Namun faktanya, justru inilah trinitas kebutuhan manusia, sehingga bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah mencari semua itu (ay. 32). Tuhan Yesus dalam hal ini sama sekali tidak mengingkari atau menganggap sepele kebutuhan-kebutuhan jasmani. Ia mengajar kita berdoa, Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Mat 6:11). Apa sebenarnya yang Dia maksud dengan larangan itu? Yang ingin di titik beratkan-Nya ialah betapa sia-sianya apabila seluruh perhatian kita disita oleh kesibukan mencari kepuasan jasmani.
Pemusatan perhatian pada makanan, minuman dan pakaian hanya dapat dibenarkan jika kita pada posisi bertahan hidup, misalnya: dalam keadaan darurat, seperti bencana kelaparan, korban musibah bencana alam, kehidupan para fakir miskin. Dalam situasi dan kondisi ini perjuangan untuk bisa bertahan hidup memang harus diutamakan di atas segalanya. Jika hal ini kita berlakukan dalam keadaan normal, itu berarti kita memaknai kemanusiaan kita hanya sebatas kebutuhan jasmani dan materi. Dengan demikian kita merendahkan martabat kita sebagai manusia.
Apakah nilai kesejahteraan jasmaniah dan material sedemikian tingginya, sehingga layak untuk kita membaktikan seluruh hidup kita untuknya? Yesus mengatakan, Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah…. Artinya hal itu tidak layak untuk para pengikut Kristus, itu bukan tujuan hidup yang layak, itu bukan yang terbaik dalam hidup ini.
Yesus bukan melarang kita memikirkan atau merencanakan apa yang akan kita makan, minum dan pakai. Ia melarang kita untuk MENGUATIRKANNYA!!! Jadi bukan karena memikirkannya, melainkan menjadi susah karena memikirkannya. Kata me merimnate, sama maknanya dengan apa yang dikatakan Yesus dalam nats-nats Injil yang lain sehubungan dengan kesusahan:
Lukas 8:7,14 => Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. … Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
Lukas 10:41 => Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Filipi 4:6 => Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
I Petrus 5:7 => Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Bishop Ryle berkata, Persiapan bijaksana untuk hari esok adalah baik; yang salah ialah kekuatiran yang meletihkan, merongrong dan membuat kita merasa tersiksa.” Mengapa itu salah? Menurut Yesus adalah bahwa hal itu bertentangan dengan iman kristiani (ay. 25-30) dan dengan akal sehat (ay. 34).ist