Wahyu Retno Wulandari Sumbang Emas Pertama Kalteng 

Wahyu Retno Wulandari-TABENGAN/LIU

JAYAPURA/TABENGAN.COM-Keterbatasan fisik tidak menghalangi Wahyu Retno Wulandari (33), atlet panahan untuk meraih mimpinya sebagai seorang atlet berprestasi. Dia berjuang melampaui keterbatasannya dengan membuktikan diri meraih 3 medali sekaligus dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI, 2021 Papua.

Pada pertandingan babak final di nomor Recurve women elit open yang digelar di lapangan panahan kampung harapan, belakang Stadion Lukas Enembe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (11/11) Wulan berhasil meraih medali emas setelah berhasil mengalahkan Sriwijayanti dari Yogyakarta dengan poin 6-2.

“Pesan saya jangan menghitung apa yang menjadi kekurangan dari diri saya, itu bukan kekurangan tapi kelebihan, jadi apa yang tersisa itu gali lagi menjadi kemampuan yang lebih dari pada orang lain bisa,” kata Wulan, usai pengalungan medali.

Kesempatan mendapatkan medali emas terbuka setelah di babak eliminasi menyingkirkan perwakilan Jawa Tengah di babak aduan, Rabu (10/11). Kesempatan itupun tidak disia-siakannya. Pada pertandingan final yang digelar sekitar pukul 10.00 WIT, Wulan berhadapan dengan pemanah dari Yogyakarta.

Pada babak final, memainkan empat seri. Pada seri pertama Wulan mendapatkan kesempatan pertama untuk menembak sasaran. Tembakan pertama mengenai angka 6, tembakan kedua angka 3 dan ketiga mengenai 6, sehingga skornya 15. Sementara lawan dalam tiga tembakan berturut berhasil mengenai angka 8, 10 dan 4 sehingga skornya 22. Seri pertama dimenangkan Sriwijayanti dengan poin 2-0.

Wulan bangkit di seri kedua. Dari tiga tembakannya berturut-turut mengenai angka 7,7,8 sehingga skornya 22 sementara lawan mengenai angka 7,1, 10 dan skornya 18, sehingga seri ini dia berhasil menyamakan poin 2-2. Kemenangan Wulan terus berlanjut ke seri ketiga. Ia berhasil menembak angka 9,6,8 dan skornya menjadi 23. Sementara lawan membuat kesalahan karena tembakan pertama tidak mengenai sasaran, tembakan kedua dan ketiga baru mengenai angka 6 dan 7 sehingga skornya hanya 13. Wulan pun memimpin dengan poin 4-2.

Seri keempat, Wulan tampak lebih sabar karena angin kencang ditambah cuaca yang panas memerlukan strategi. Dari belakang tampak sang pelatih, Fifin A. Hanyi memberikan arahan untuk membidik sasaran dengan lebih tenang. Alhasil tiga anak panahnya tertancap di angka 7,7,9 sehingga skornya 23 sementara lawan mengenai 5,5,9 skornya 19. Seri terakhir ini menang lagi sehingga mengakhiri perlombaan di nomor Recurve women elit dengan poin 6-2. Atas hasil ini dia berhak atas medali emas.

Ia sujud syukur menyambut keberhasilan ini ini. Pada saat pengalungan medali, Kepala bidang Pembudayaan olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalteng Andrie Teguh mendapatkan kehormatan untuk mengalungkan medali kepada Wulan dan peraih medali perak dan perunggu. Hadir juga Plt Sekretaris Dispora Kalteng Adi Nur Fajar.

Wulan merupakan atlet disabilitas polio kaki, untuk berjalan dibantu dengan tongkat. Namun hal itu tidak menghalanginya untuk mengejar prestasi. Sebelum bertanding memperebutkan emas, di hari yang sama, dia juga berhasil menyabet 1 medali perunggu di divisi Recurve elit women.

Sebelumnya juga sudah menyumbangkan 1 medali perunggu di divisi Recurve women open. Keberhasilan mendapatkan medali emas ini, disambut gembira oleh ofisial, pelatih, atlet dan pengurus National Paralympic Committee (NPC) Kalteng. Bahkan ketua umum, Deasy Olivia Christy dan Samani memberikan apresiasi berupa uang tunai dari saku pribadi kepada Wulan.

Sampai Kamis (11/11) Kontingen Kalteng sudah meraih 7 medali, 1 emas, 2 perak dari renang atas nama Sandi dan panahan atas nama Hadi Susilo, 4 perunggu dari bulutangkis 3 dan 1 lagi dari panahan. Cabor panahan masih berpeluang tambah medali emas dan 1 perunggu karena atlet atas nama Fitriansyah dan Hadi Susilo lolos ke final perebutan emas, sementara Deasy Olivia lolos ke final perebutan perunggu. yml