*Suyuti Syamsul: Omicron di Kalteng Belum Ada
PALANGKA RAYA/TABENGAN.COM– Ketua Harian Tim Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyatakan, setelah sempat mengalami zero atau nol kasus Covid-19 selama 2 hari, 24-25 Januari, di Palangka Raya kembali terdeteksi 3 kasus positif pada Rabu (26/1) malam. Hal itu menyebabkan 2 kecamatan domisili ketiganya, Kecamatan Pahandut dan Sabangau, kembali masuk dalam zona kuning.
“Mereka yang terkonfirmasi positif, terdeteksi karena ada yang sakit dan ada dari hasil tes PCR sebelum melakukan perjalanan keluar daerah. Mereka bergejala ringan dan saat ini sudah menjalani isolasi mandiri. Untuk pelayanan kesehatan dan pemantauannya, dilakukan oleh fasilitas kesehatan terdekat di wilayah mereka tinggal,” kata Emi kepada Tabengan, Kamis (27/1).
Ketiga orang tersebut, ungkap Emi, satu di antaranya sedang cuti dari pekerjaannya dan pihak tim tracing masih melakukan pendataan kontak erat, sebab masih belum diketahui yang bersangkutan sudah ke mana saja.
Sedangkan 2 orang lainnya justru akan melakukan perjalanan keluar kota, ternyata dari hasil testing mereka dinyatakan positif Covid-19. Satu di antaranya, memang kerap melakukan perjalanan keluar kota dan satunya terpapar melalui transmisi lokal.
“Karena ada penambahan lagi 3 kasus positif, maka Tim Satgas akan tetap terus melakukan penegakan disiplin prokes lalu berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan untuk memperkuat PPKM mikro di wilayah masing-masing, sehingga pergerakan warga bisa terkontrol. Juga kita akan koordinasi dengan Dinkes untuk selalu mengedepankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tutup Emi.
Bukan Omicron
Sementara itu, beredar di WA grup sebuah komunitas religi, salah seorang dokter di Palangka Raya terpapar Omicron dan sedang menjalani perawatan di RSDS Palangka Raya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur RSDS drg Yayu Indriati menegaskan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi yang lengkap. Terkait benar tidaknya, rumor tersebut belum dapat dipastikan.
“Belum terkopi, mungkin bisa ke Dinkes Provinsi karena kemungkinan di wilayah Kalteng lain. Untuk deteksi varian Omicron RSDS belum bisa periksa ke arah sana,” kata Yayu.
Terpisah, melalui akun FB-nya, secara tidak langsung Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul meminta masyarakat tenang dan tidak menduga-duga. Pasalnya, untuk menetapkan seseorang terpapar Omicron atau tidak, membutuhkan proses pemeriksaan yang lebih seksama.
“Nanti kalau ketemu Omicron di Kalteng, pasti akan diumumkan secara resmi. Kami ini bekerja berbasis bukti. Mari kita bersabar dulu, membiarkan para ahli bekerja dan berdoa tidak ketemu Omicronnya,” kata Suyuti di Time Line medsosnya, Kamis (27/1).
Ketika coba dikonfirmasi secara langsung, Suyuti dengan tegas membantah adanya Omicron di Kalteng. Menurutnya, informasi ada Omicron di Kalteng itu hoaks atau tidak benar.
“Mengetahui terpapar Omicron atau tidak harus berupa pengujian sampel. Sampel yang diuji ini tidak ada alatnya di Kalteng, melainkan harus dikirim ke Jakarta. Jadi tidak benar atau hoaks apabila ada yang menyebutkan ada Omicron di Kalteng,” kata Suyuti singkat.
Suyuti menambahkan, sekarang ini ruang isolasi yang dimiliki rumah sakit (RS) belum ada yang ditutup. Jadi, apabila ada pasien Covid-19 yang harus dirawat di RS, maka akan dimasukkan dalam ruang isolasi yang dimiliki RS.
Suyuti terus mengingatkan pentingnya protokol kesehatan, terkhusus memakai masker dan menjaga jarak, serta tidak berkerumun. Ini adalah langkah sederhana dan yang paling mudah dalam menekan penularan virus Covid-19. Abai terhadap protokol kesehatan, tentu akan sangat rentan tertular. rgb/dsn/ded