Ekobis  

Maret, Kalteng Inflasi 0,35 Persen

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan pada Maret 2018 Provinsi Kalteng (gabungan Palangka Raya dan Sampit) mengalami inflasi sebesar 0,35 persen, dengan laju inflasi tahun kalender sebesar 0,88 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,31 persen.

Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya, saat pers rilis di Kantor BPS setempat, baru-baru ini, mengungkapkan, di Palangka Raya terjadi inflasi 0,37 persen dan Sampit 0,31 persen.

”Kedua kota tersebut menempati peringkat ke-17 dan ke-23 inflasi tertinggi di tingkat nasional,” ujarnya.

Inflasi di Sampit terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok kesehatan (1,37 persen) dan bahan makanan (0,93 persen). Sementara komponen inti berpengaruh terhadap terjadinya inflasi di Palangka Raya (0,10 persen) dan Sampit (0,16 persen).

Selama Maret 2018, lanjut Yahya, Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,37 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari februari 2018 (127,64) ke Maret 2018 (128,11). Inflasi di Palangka Raya didominasi oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan (0,93 persen) dan sandang (0,46 persen).

Sedangkan laju inflasi tahun kalender (0,72 persen), didominasi oleh lonjakan kenaikan indeks harga kelompok sandang (1,49 persen) dan bahan makanan (1,25 persen).

Sementara inflasi tahun ke tahun (2,30 persen), masih didominasi oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (5,58 persen) dan sandang (4,87 persen).

Di Sampit juga terjadi inflasi sebesar 0,31 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari Februari 2018 (132,27) ke Maret 2018 (132,68). “Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan (1,37 persen) dan bahan makanan (0,93 persen). Sementara itu, terjadi deflasi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,35 persen),” imbuhnya.

Dikatakan Hanif, laju inflasi tahun kalender di Sampit (1,15 persen) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,32 persen), lebih tinggi dibandingkan di Palangka Raya. Laju inflasi di Sampit terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok kesehatan (3,13 persen) dan sandang (2,94 persen). Tingkat inflasi tahun ke tahun didominasi oleh lonjakan kenaikan indeks harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (6,35 persen) dan sandang (5,02 persen). Sementara itu, terjadi deflasi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,18 persen) dan bahan makanan (0,44 persen).

Dari fluktuasi harga eceran komoditas pantauan selama Maret 2018, kelompok bahan makanan memiliki andil paling dominan terhadap inflasi di Palangka Raya (0,21 persen) dan di Sampit (0,25 Persen).

”Meskipun kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memiliki andil terhadap inflasi di Palangka Raya (0.04 persen), namun mengalami deflasi di Sampit (0,05 persen),” tambahnya. m-ybs