AUSTIN/tabengan.com – Seorang gadis berusia tujuh tahun dari Texas, Amerika Serikat memecahkan rekor sebagai perempuan termuda yang mendaki Gunung Kilimanjaro setinggi 5.895 meter yang merupakan gunung tertinggi di Afrika. Gadis itu mengaku termotivasi oleh ayahnya yang telah meninggal dunia.
Menghadapi ketinggian tinggi, hujan yang terus menerus dan salju, Montannah Kenney naik ke puncak tertinggi di dunia bersama ibunya, Hollie Kenney, pada Maret selama rentang waktu satu pekan. Menurut laman yang mencatat pendakian gunung, Montannah menjadi gadis termuda yang mencapai puncak Kilimanjaro pada usia 2.865 hari.
Bahkan dengan pencapaian itu, Montannah mengatakan bahwa pendakian ini jauh lebih dari sekadar rekor dunia baginya. Dia melakukannya untuk mengenang ayahnya, yang meninggal dunia tak lama setelah ulang tahun ketiganya.
“Saya ingin lebih dekat dengan ayahku. Saya ingin melakukan petualangan yang menyenangkan dengan ibuku dan belajar tentang Gunung Kilimanjaro,” kata Montannah sebagaimana dilansir CBS News, Kamis (11/4).
Gagasan untuk mendaki Gunung Kilimanjaro berawal saat percakapan yang dilakukan Hollie dengan saudara perempuannya. Ketika Montannah mendengar mengenai hal ini, dia ingin ikut serta. “Dia berkata pada saya,’Mama, saya ingin melakukannya denganmu’,” kata Hollie.
Di saat keluarga Kenney memulai penelitian mereka, mereka menemui rintangan awal: Montannah harus berusia setidaknya 10 tahun untuk mendaki Kilimanjaro. Namun, keduanya tahu bahwa mereka membutuhkan izin khusus untuk melakukan pendakian dan menetapkan tanggal pendakian pada 2019.
Kemudian pada Januari, setelah berita tentang seorang gadis 8 tahun mencapai ketinggian Kilimanjaro pada bulan Juli 2017, pasangan itu mempercepat tanggal pendakian mereka dan menyewa pemandu untuk pendakian mereka yang dilakukan pada Maret – dua bulan sebelum ulang tahun Montannah yang ke-delapan .
Meskipun tidak ada gunung terdekat untuk berlatih mendaki di Austin, Hollie, mantan atlet triatlon profesional, mengatakan mereka sudah dalam kondisi yang layak sebelum memutuskan untuk melakukan perjalanan. Mereka berlatih dengan melakukan pendakian selama berjam-jam di akhir pekan dan pendakian yang lebih pendek selama hari-hari sekolah.
“Dia dalam kondisi baik dengan berlari, berenang, dan basket. Kami menghabiskan banyak waktu untuk mendaki,” ujar Hollie.
Namun, saat pendakian, Hollie terkejut dengan rendahnya jarak pandang di gunung.
“Gunung itu jauh lebih curam dari yang kita duga.” Kata Hollie. “Kami tidak tahu apakah itu tebing atau apakah itu awan. Itu benar-benar membuka mata.”
Ketika ditanya apakah dia akan melakukannya lagi atau mendaki gunung lain, Montannah mengatakan “mungkin” tetapi tidak “sepanjang ” perjalanannya kali ini.o-zon