*Pertamina Pantau Berulangnya Mobil Terbakar di TKP Sama
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Satu unit mobil Daihatsu Calya bernopol DA 1578 DG terbakar di SPBU Jalan G Obos, Jumat (23/9) siang. Mobil warna hitam yang diduga sebagai pelangsir tersebut terbakar ketika sedang melakukan antre pengisian BBM.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden mengejutkan tersebut, namun satu unit mobil pikap yang diketahui tengah mengangkut kayu turut terbakar di bagian kabin depan karena tepat berada di belakang mobil Calya.
Pengawas SPBU Jalan G Obos Abdul Muthalib mengatakan, saat itu ia tengah berada di ruang kerja menghitung uang. Seketika mendengar suara dentuman dari arah luar.
Ketika mengecek asal suara, terlihat mobil Calya sudah terbakar di bagian kabin belakang. Diteliti lebih lanjut, mobil ternyata membawa enam jeriken di dalamnya.
“Satu pengawas kita luka tadi saat memadamkan pakai apar. Memang ditemukan ada jeriken di dalamnya,” ucapnya.
Ia menuturkan, dari posisi mobil yang masih berada di tengah SPBU, terlihat jika mobil Calya tersebut dalam posisi tengah mengantre dan belum melakukan pengisian.
“Sopirnya tidak ada tadi. Hanya sisa mobilnya saja,” akunya.
Sedangkan Kepala Seksi Pengendali Operasi dan Komunikasi Penyelamatan, Bidang Penyelamatan, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Palangka Raya Sucipto mengatakan, menerima laporan adanya mobil yang terbakar sekitar pukul 14.15 WIB.
Ketika diperiksa, ternyata di dalam mobil terdapat 6 jeriken dan 1 aki. Aki itulah yang diduga menjadi penyebab api dan menyebabkan kebakaran.
Saat tiba sopir mobil sudah tidak ditemukan. Sama halnya pada setiap kejadian terbakarnya mobil pelangsir.
“Aki itu diduga dijadikan sebagai tenaga untuk menghidupkan mesin pompa agar BBM di tangki mobil dapat dipindahkan ke jeriken,” terangnya.
Saat ini peristiwa kebakaran mobil tersebut telah ditangani Satreskrim Polresta Palangka Raya yang segera menurunkan tim Inafis ke lokasi kejadian. Proses oleh TKP telah dilakukan guna mengumpulkan bukti dan saksi-saksi.
Menanggapi hal itu, Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Susanto August Satria mengatakan, pihaknya masih memantau kejadian tersebut.
“Kita lihat hasil investigasinya dulu mas,” ujar ketika dikonfirmasi Tabengan, Jumat sore.
Disebutkan Satria, pemberian sanksi harus dilihat secara komprehensif, apakah kejadian tersebut memang kesalahan pihak SPBU atau oknum pelangsir yang bandel.
“Ini berarti bukan Pertalite kosong tapi pelangsir gak kapok-kapok,” tegasnya.
Satria juga mengimbau agar masyarakat tidak lagi melangsir. Karena hal tersebut sangat membahayakan keselamatan baik orang lain, maupun pelangsir sendiri. fwa/dsn