PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Sampai sekarang ini masih belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan seseorang yang terpapar HIV/AIDS. Langkah yang dapat dilakukan hanyalah menekan penyebaran virus berbahaya tersebut, agar tidak menyebar lebih luas dalam tubuh. Pemerintah melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) terus menyuarakan bahasa HIV/AIDS, dan pencegahannya.
Sekretaris KPA Kalimantan Tengah (Kalteng), Saidah Suryani, mengatakan, KPA Kalteng bersama dengan mitra terus berupaya menjangkau siapa saja yang terpapar HIV/AIDS. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan darah gratis di lokasi yang menjadi pusat publik berkumpul. Meskipun pemeriksaan bersifat gratis, mereka yang diperiksa tanpa ada paksaan. Apabila hasil pemeriksaan ditemukan ada yang positif, maka akan ditindaklanjuti oleh tim, untuk mendapatkan edukasi, dan juga pengobatan.
Edukasi, kata Saidah, agenda rutin yang dilakukan KPA kepada seluruh masyarakat Kalteng, khususnya kaum muda. Bagaimanapun, pemahaman apa itu HIV/AIDS, bagaimana cara penularan, dan seperti apa pencegahan, dan bagaimana bila terpapar adalah hal-hal penting yang wajib diketahui, juga dimengerti oleh seluruh masyarakat.
KPA Kalteng, lanjut Saidah, mengapresiasi atas permintaan Ketua Paguyuban Kuliner Tunggal Sangomang, Menteng Asmin, yang meminta KPA Kalteng untuk melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS. Artinya, ada kepedulian masyarakat terkhusus para pelaku kuliner atas bahaya HIV/AIDS ini. Tidak hanya sosialisasi, para pelaku kuliner juga bersedia diambil sampel darahnya untuk dilakukan pemeriksaan, memastikan bebas HIV/AIDS.
”Pertama saya katakan terima kasih, dan apresiasi atas perhatian dan kesadaran para pelaku kuliner akan bahaya HIV/AIDS ini. Sosialisasi yang dilakukan bagi para pelaku kuliner di Wisata Kuliner Tunggal Sangomang ini, pintu masuk untuk memberikan edukasi yang lebih jauh lagi nantinya. Ini adalah titik awal. Kedepan, sasaran edukasi melalui sosialisasi adalah para pengunjung, khususnya para anak muda,” kata Saidah, saat memberikan komentar terkait sosialisasi yang dilakukan KPA Kalteng bagi pelaku kuliner di Wisata Kuliner Tunggal Sangomang, Rabu (2/11) di Palangka Raya.
Menurut Saidah, anak muda adalah sasaran utama dalam sosialisasi ini, sebab data menyatakan bahwa HIV/AIDS itu menyebar paling tinggi di kalangan anak muda. Seiring dengan edukasi yang diberikan, juga akan dilakukan pemeriksaan darah bagi para pengunjung. Tentu semua itu harus seizin dari pemilik kuliner. Ini adalah upaya KPA Kalteng dalam mendeteksi, mencari, dan menjangkau mereka yang terpapar HIV/AIDS.
Terpenting bagi KPA, ungkap Saidah, memberikan edukasi bagi anak muda di Kalteng,, jadi mendapatkan pemahaman yang tepat tentang apa itu HIV/AIDS. Stigma negatif atas mereka yang terpapar, disebabkan oleh minimnya pemahaman terkait HIV/AIDS.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Kuliner Tunggal Sangomang, Menteng Asmin, mengatakan, hadirnya KPA Kalteng dalam memberikan sosialisasi kepada para pelaku kuliner ini, lebih kepada dukungan dan kepedulian pelaku kuliner dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS. Minimal, pelaku kuliner paham apa itu HIV/AIDS.
”Kita memang mengundang KPA Kalteng untuk memberikan sosialisasi kepada pelaku kuliner yang memang berada dibawah koordinasi kita. Tidak saja sosialisasi, tapi juga melakukan cek darah secara langsung, dan hasilnya negatif HIV/AIDS. Ini adalah kepedulian pelaku kuliner dalam upaya pencegahan, minimal pelaku kuliner dapat menjadi contoh bahwa kami bebas HIV/AIDS,” kata Menteng.
Apabila KPA Kalteng ingin melakukan sosialisasi kepada pengunjung, ungkap Menteng, itu sangat baik, dan disetujui. Paguyuban Kuliner Tunggal Sangomang siap untuk mendampingi, untuk berkoordinasi dengan pelaku kuliner lainnya, agar mendapatkan izin untuk melakukan sosialisasi, dan cek darah. Ini adalah keseriusan pelaku kuliner dalam mendukung pencegahan penyebaran dan penularan HIV/AIDS.
Paguyuban Kuliner Tunggal Sangomang, jelas Menteng, terdiri atas 77 yang kontainer, dan 14 yang lapak. Artinya secara keseluruhan terdapat 91 anggota. Dari 91 itu ada bermacam-macam jenis usaha, ada cafe, warung makan, dan lain sebagainya. Edukasi yang sangat penting ini dalam upaya menjaga eksistensi Wisata Kuliner Tunggal Sangomang.ded