PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Penyebaran HIV/AIDS di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus dilakukan penanggulangan oleh Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA). Mulai dari KPA provinsi, sampai pada KPA kabupaten dan kota. Peringatan Hari AIDS Sedunia menjadi momentum bersama untuk mencegah penularan HIV/AIDS lebih luas di Kalteng.
Sekretaris KPA Kalteng, Saidah Suryani, mengatakan, pada Peringatan Hari AIDS Sedunia ini, sebagai momentum untuk KPA bersama dengan mitra untuk melakukan sosialisasi, sekaligus memberikan pemahaman secara tepat terkait dengan apa itu HIV/AIDS, dan seperti apa penularannya.
Di Kalteng, kata Saidah, KPA hanyalah sebagai sarana untuk melakukan sosialisasi. Hasil sosialisasi ini, apabila kemudian ditemukan adanya ada yang diduga HIV/AIDS, ada mitra yang melakukan penjangkauan, dan melakukan pemeriksaan lebih mendalam. Hasil pemeriksaan, apabila memang benar terpapar, penjangkau akan memberikan pemahaman secara tepat, memberikan motivasi, sampai pada apa yang harus dilakukan kedepan.
”Di Kalteng, dari 14 KPA, hanya KPA Palangka Raya yang aktif melakukan sosialisasi dan penjangkauan. Padahal sosialisasikan menjadi penting untuk dapat memberikan pemahaman secara tepat, apa itu HIV/AIDS. Tujuannya, mencegah penularan HIV/AIDS lebih luas lagi di Kalteng, dan memberikan kesadaran bagi mereka yang terpapar untuk mau diperiksa, dan mendapatkan pengobatan,” kata Saidah, saat diwawancara pada Peringatan Hari AIDS Sedunia, Minggu (4/12) di Palangka Raya.
Saidah menjelaskan, penyebaran HIV/AIDS di Kalteng sekarang ini tidak lagi hanya kaum Wanita Penjaja Seks (WPS) saja. Dulu, memang benar WPS menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam hal perilaku berisiko dalam penyebaran HIV/AIDS. Sekarang, justru yang paling berisiko adalah Lelaki Seks Lelaki (LSL), dimana LSL ini didominasi oleh kaum pelajar dan remaja. Ini artinya penyebaran HIV/AIDS sangat rentan dikelompokkan itu.
Berbicara persentase, urai Saidah, WPS hanya menyumbang hanya beberapa persen saja dalam penularan HIV/AIDS di Kalteng. Sementara itu, LSL menyumbang penyebaran mencapai 50 persen lebih. Kondisi lingkungan menjadi salah satu penyebab seseorang dapat menjadi LSL. Yang lain adalah heteroseksual. Pada kategori ini, terpapar memiliki istri dan anak atau sederhananya sudah berkeliaran, tapi masih memiliki ketertarikan kepada sejenis atau sesama.
Kembali, ungkap Saidah, momentum Peringatan Hari AIDS Sedunia ini, mengajak masyarakat Kalteng untuk dapat peduli akan masalah HIV/AIDS dan penyebarannya. Pemahaman yang salah, membuat stigma terhadap mereka yang terpapar HIV/AIDS menjadi salah, dan cenderung dijauhi. Hal itulah yang membuat mereka menjadi tertutup, sehingga akhirnya sukit dijangkauBerkenaan dengan 600 orang yang terpapar HIV/AIDS di Palangka Raya, Saidah mengaku sedih. Apa yang terjadi itu menjadi tantangan bagi kita semua, tidak hanya KPA. Bagaimana kedepan, aksi bersama untuk dapat menekan penyebaran HIV/AIDS ini dapat lebih masif dilakukan. Perlu gerakan bersama, dan pemahaman yang tepat.ded